BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian dari kesehatan
badan, ikut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Untuk menilai
status kesehatan gigi dapat dilihat dari ada dan tidaknya penyakit gigi,
diantaranya karies gigi. Karies gigi merupakan penyakit bakterial yang
menyerang gigi dimana bagian organik dari gigi mengalami destruksi, sedangkan
bagian anorganiknya mengalami dekalsifikasi. Karies gigi merupakan penyakit
gigi yang paling banyak ditemukan, meliputi semua usia dan lapisan masyarakat.
Selain itu, dapat menimbulkan komplikasi yang serius berupa penyakit ginjal,
jantung, syaraf, dan sebagainya.
Gigi pertama bayi biasanya keluar antara usia kandungan
4-8 bulan, meskipun pada keadaan-keadaan
luar biasa dapat terjadi sangat cepat yaitu pada saat usia kandungan 3 bulan
atau sangat lambat yaitu 12 bulan. Semua gigi sulung anak biasanya sudah tumbuh
semua pada saat anak berusia 3 tahun. (Steven, 2002: 393)
Pada anak usia prasekolah 4-5 tahun, hilangnya gigi sulung
bisa disebabkan oleh karena tanggal secara alamiah yang harus dibedakan dengan
yang hilang karena karies. (Barbara, 2004: 13)
Faktor resiko terjadinya karies menurut Newbrun (2001)
dibedakan menjadi 2 yaitu faktor dari luar dan faktor dari dalam. Yang termasuk
faktor dari luar yaitu usia, jenis kelamin, suku bangsa dan letak geografis,
sedangkan faktor dari dalam yang
mempengaruhi karies gigi diantaranya plak, substrat dan kerentanan gigi karena
kelahiran prematur. (Barbara, 2004: 15)
Faktor resiko terhadap timbulnya karies gigi anak usia
prasekolah memberikan tingkatan yang berbeda – beda. Faktor dari dalam
memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap terjadinya karies dibandingkan
faktor dari luar, plak dan substrat adalah faktor resiko yang bisa dicegah
untuk menghindari terjadinya karies, sedangkan kerentanan gigi karena kelahiran
prematur merupakan faktor resiko yang sulit untuk dicegah. Tetapi untuk
menghindari hal tersebut bisa dilakukan dengan memberikan pencegahan terhadap
terjadinya kelahiran prematur. (Barbara, 2004: 15)
Kehamilan normal para ibu adalah selama
40 minggu. Menurut metode penentuan usia, kelahiran prematur adalah kelahiran
yang kehamilannya berusia antara 28 - 36 minggu. Bayi-bayi yang dilahirkan
dalam masa seperti ini disebut preterm atau usia kurang dan biasanya memiliki
berat badan lahir antara 1 - 2,5 kg. (Steven, 2002: 111)
Pada kelahiran prematur, pertumbuhan
alat-alat tubuh bayi tersebut belum sempurna. Dan kelahiran seperti ini
memungkinkan juga akan memberikan pengaruh pada keadaan gigi anak. Menjelang
kelahiran, bayi yang lahir prematur dapat kehilangan pembentukan mineral
tambahan yang berperan untuk pertumbuhan dan perkembangan giginya. (Jane, 2004:
12)
Pada bayi prematur, bayi lahir dengan struktur email
yang kurang memadai yang menyebabkan mereka lebih mudah menderita karies gigi
dibanding bayi yang lahir pada waktunya. (Steven, 2002: 397)
Nutrisi dan diet yang seimbang sangat dianjurkan untuk
setiap ibu hamil, karena penting untuk kesehatan ibu dan juga bayi. Kalsium,
fosfor, vitamin dan mineral-mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan gigi bayi diambil secara otomatis dari aliran darah ibu. Diet yang
baik sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi, tetapi perkembangan
geligi tampaknya lebih banyak dipengaruhi untuk gangguan keseimbangan kalsium
dan fosfor di dalam aliran darah ibu. (Moersistowati, 2002: 63)
Anak balita merupakan kelompok masyarakat yang jumlahnya
cukup besar dan memiliki prevalensi karies gigi yang cukup tinggi, Survei Departemen
Kesehatan Republik Indonesia yang dilakukan pada tahun 2004 menunjukkan bahwa
prevalensi penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar 80% dan 70%
diantaranya adalah anak-anak. Penelitian Taverud menunjukkan bahwa prevalensi
karies gigi pada anak berusia 1 tahun sebesar 5%, anak usia 2 tahun sebesar
10%, anak usia 3 tahun sebesar 40%, anak usia 4 tahun sebesar 55% dan anak usia
5 tahun sebesar 75%. Penelitian Rinaldi (1983) terhadap 3450 anak TK di
Yogyakarta menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi sebesar 85%, 45% pada
balita perempuan dan 40% pada balita laki-laki. (Edi, 2005: 18)
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada
tanggal 21 Mei 2009 di Desa Manggisan RT01/RW01 Kecamatan Tanggul Kabupaten
Jember dari jumlah 20 anak usia prasekolah didapatkan hasil : jumlah anak usia
prasekolah yang lahir prematur sebanyak 8 anak.
Diet yang seimbang, latihan ringan yang teratur dan
banyak istirahat merupakan unsur-unsur dasar kehamilan sehat. Memahami cara
bayi berkembang dan seberapa awal gigi terbentuk, akan membantu menyadarkan
seseorang bahwa tetap sehat dan bugar selama kehamilan akan memberikan awal
yang terbaik bagi bayi-bayi yang akan dilahirkan. (Jane, 2004: 10)
Dari fenomena diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang ”Pengaruh Kelahiran Prematur terhadap Karies Gigi Anak Usia
Prasekolah (4-5 tahun) di Desa Manggisan RT01/RW01 Kecamatan Tanggul Kabupaten
Jember tahun 2010”
B.
Rumusan Masalah
Dari latar
belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut : ”Adakah hubungan kelahiran prematur terhadap karies gigi anak usia
prasekolah (4-5 tahun) di Desa Manggisan RT01/RW01 Kecamatan Tanggul Kabupaten
Jember tahun 2010?”
C.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan
Umum
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kelahiran prematur
terhadap karies gigi anak usia prasekolah (4-5 tahun) di Desa Manggisan RT01/RW01
Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember tahun 2010.
2.
Tujuan
Khusus
a.
Mengidentifikasi
kelahiran prematur anak usia prasekolah (4-5 tahun) di Desa Manggisan RT01/RW01
Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember tahun 2010.
b.
Mengidentifikasi
karies gigi anak usia prasekolah (4-5 tahun) di Desa Manggisan RT01/RW01
Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember tahun 2010.
c.
Mengidentifikasi
hubungan kelahiran prematur terhadap karies gigi
anak usia prasekolah (4-5 tahun) di Desa Manggisan RT01/RW01 Kecamatan Tanggul
Kabupaten Jember tahun 2010.
D.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi antara lain :
a.
Manfaat
praktis
1.Bagi Peneliti
Mendapatkan
pengalaman dari penelitian yang dilakukan dan sebagai peneliti pemula manambah
pengetahuan dalam melaksanakan penelitian kesehatan.
2. Bagi Ibu Hamil
Memberikan
himbauan kepada ibu hamil untuk meningkatkan status gizi dan nutrisi saat
kehamilan.
3 .Bagi Desa
Memberikan masukan
kepada masyarakat desa untuk pengadaan dan penerapan peningkatan status gizi
dan nutrisi kepada ibu hamil.
4.Bagi Petugas Kesehatan
Memberikan
gambaran pada petugas kesehatan tentang karies gigi sebagai akibat dari
kelahiran prematur sehingga dapat diupayakan pencegahan terhadap karies gigi
tersebut.
b. Manfaat teoritis
Hasil Penelitian
ini dijadikan sebagai sumber data tambahan bagi peneliti selanjutnya dalam
melakukan penelitian sejenis dengan judul yang lain.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan membahas tentang konsep
dasar teori mengenai kelahiran prematur, karies gigi, kerangka konseptual dan
hipotesa.
A.
Konsep Kelahiran Prematur
1.
Definisi Kelahiran Prematur
Menurut
metode penentuan usia, kelahiran prematur atau usia kurang adalah kelahiran
yang kehamilannya berusia kurang dari 37 minggu atau 259 hari dan cenderung
memiliki berat badan lahir kurang dari 2,5 kg. Tingkat kelangsungan hidup
bayi-bayi prematur sangat beragam bergantung pada usia kandungan bayi tersebut.
Bayi-bayi prematur, lahir dengan usia kandungan antara 28 sampai 36 minggu dan
biasanya memiliki berat badan lahir antara 1 sampai 2,5 kg. Sedangkan bayi –
bayi yang lahir pada usia kandungan kurang dari 28 minggu / 7 bulan sudah
dianggap imatur dan biasanya memiliki berat badan lahir kurang dari 1 kg.
(Steven, 2002: 110)
Semakin jauh kelahiran bayi dari usia kelahiran maka semakin rendah juga
tingkat kematangan perkembangan fisiknya. Semakin kurang kematangan bayi
semakin sulit pula ia bernafas, makan dan mengatur suhu badannya. (Steven,
2002: 111)
2.
Penyebab Kelahiran Prematur
Dalam beberapa hal, penyebab kelahiran bayi
prematur ini belum banyak diketahui. Namun ada beberapa kondisi yang
memungkinkan kelahiran prematur tersebut, diantaranya: adanya kehamilan ganda,
adanya kelainan struktur mulut rahim dan rahim, adanya pendarahan yang tidak
seperti biasanya, ibu mengalami hipertensi karena kehamilannya, penyakit kronis
seperti jantung dan diabetes, ibu sering kerja lembur, merokok, minum-minuman
keras, penggunaan obat terlarang, kekurangan gizi dan sebagainya. (Steven,
2002: 112)
Dalam banyak kasus, melalui tes pemeriksaan darah
(skrining), dapat dideteksi keadaan bayi yang tidak tumbuh dengan baik atau
mengalami kondisi medis tertentu yang membuat dianjurkannya persalinan awal. CNamun
beberapa hal kelahiran prematur ini juga bisa terjadi pada usia kehamilan
dimana para ibu dalam kondisi sehat dan menjaga kehamilannya dengan baik.
(Steven, 2002: 113)
3.
Gambaran Bayi yang Lahir Prematur
Bayi yang lahir prematur memiliki gambaran yang
berbeda dengan bayi yang lahir cukup bulan. Sebagai gambaran umum dapat
dikemukakan bahwa bayi yang lahir prematur mempunyai karakteristik:
a.
Ukuran
bayi kecil
b.
Berat
badan bayi kurang dari 2500 gram.
c.
Umur
kehamilan kurang dari 37 minggu.
d.
Kepala
relatif lebih besar daripada badan.
e.
Kulit:
tipis trasparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang.
f.
Tangisan
bayi lemah.
g.
Aktifitas
fisiknya sedikit.
h.
Reflek
menghisap buruk.
i.
Mengalami
hipokalsemia yang berakibat kerentanan pada gigi.sehingga cenderung untuk terjadi
karies. (Suririnah, 2005)
4.
Kelainan Metabolik pada Bayi Prematur
a.
Hipoglikemia
Hipoglikemia
terjadi bila gula darah turun dibawah 1,6 mmol/l (30mg/dl) pada bayi aterm atau 1,1 mmol/l
(20mg/dl) pada bayi prematur. Ini lazim terjadi pada ibu diabetes dan ringan
untuk umur kehamilannya. Bayi mungkin asimtomatik atau menderita gejala pucat,
hipotonus, apneu atau kejang. Hipogikemia simtomatik bisa menyebabkan kerusakan
otak permanen. Bayi yang beresiko harus menjalani pemeriksaan gula darah
teratur yang menggunakan Dextrostik.
b.
Hiperbilirubinemia
Ikterus
neonatus bisa karena penyakit hemolitik, defisiensi enzim tertentu dalam hati,
obstruksi saluran empedu atau infeksi. Kenaikan bilirubin yang bereaksi tak
langsung di dalam serum sangat berbahaya karena menyebabkan kernikterus. Pada
bayi prematur, bilirubin tak langsung serum antara 160-270 mikromol/l. Bila
bilirubin serum mencapai tingkat kritis ini, maka dinasehatkan untuk tranfusi
tukar.
c.
Hipokalsemia
Hipokalsemia
ditandai oleh anoreksia, apati, kejang umum singkat yang jelas. Kalsium serum
akan kurang dari 1,8 mmol/l. Hipokalsemia yang dimulai dini terjadi dalam
beberapa hari kehidupan dan ditemukan pada bayi prematur. Kalsium adalah
mineral yang diperlukan oleh tubuh khususnya untuk pembentukan dan pertumbuhan
tulang dan gigi. Kekurangan kalsium menyebabkan tingkat kematangan email gigi
menrun. Email dan dentin yang belum cukup matang akan lebih resisten terhadap
karies. (Oswari, 2004: 56)
5.
Konsep Anak
a. Definisi
Masa anak
adalah masa yang dimulai pada akhir masa bayi sampai saat anak matang secara
seksual,mulai sekitar umur 2 tahun sampai sekitar umur 12 tahun,ada sebagian
anak yang baru berumur 11 tahun sudah tidak termasuk anak-anak, tetapi ada juga
yang sudah berumur 14 tahun masih termasuk masa anak-anak.Jadi tidak dapat di pastikan
hanya sekitar usia tersebut. (Sri Rumini dan Siti Sundari, 2004: 37)
b. Pembagian Masa Anak
Masa
anak-anak di bagi menjadi 2 periode, yaitu awal masa anak-anak sekitar umur 2
tahun sampai 6 tahun, dan akhir masa anak-anak sekitar umur 6 tahun sampai 12
tahun. (Sri Rumini dan Siti Sundari, 2004: 37)
c. Perkembangan Keterampilan Anak
Perkembangan
keterampilan anak tidak dapat terlepas dari perkembangan koordinasi senso
motorik, yaitu perkembangan kerjasama antara kemampuan indra dengan kemampuan
perkembangan motorik. (Sri Rumini dan Siti Sundari, 2004: 37)
d.
Tahapan
Perkembangan Anak
1)
Bayi
(Lahir sampai usia 12 bulan)
-
Aktivitas
melibatkan mulut.
-
Perasaan
dependent (bergantung pada orang lain).
-
Individu
terfiksasi: kesulitan mempercayai orang lain.
2)
Toddler
(1 – 3 tahun)
-
Masa
toilet training.
-
Anak
dapat berjalan, memanjat, berlari, memainkan sesuatu dengan tangannya dan
mengambil sesuatu.
-
Persaingan
dengan saudara kandung (sibling).
3)
Pre
School (3 – 5 tahun)
-
Anak
sudah menjalani perkembangan gross motor dan fine motor.
-
Anak
dapat melompat, berlari, sangat energic dan imajinatid.
-
Anak
bermain dengan kelompok.
-
Karakteristik
bermain: assosiatif play, dramatic play dan skil play.
4)
Usia
Sekolah (6 – 12 tahun)
-
Anak
bermain dengan kelompok yang jenis kelaminnya sama.
-
Belajar
independent, cooperative play,
5)
Adolescent
(13 – 18 tahun)
-
Anak
bermain dalam kelompok, misal: sepak bola, basket, batminton dll.
B.
Konsep Karies Gigi
1.
Definisi Karies Gigi
Karies gigi
merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum
yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang
diragikan. Tandanya adalah demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian
diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. (Edi, 2005: 1)
Karies
gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang dimulai dengan larutnya mineral
email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya
yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat (medium makanan
bagi bakteri), timbul destruksi komponen-komponen organik, akhirnya terjadi
kavitasi (pembentukan lubang). (Steven, 2002: 135)
2.
Faktor-Faktor Penyebab Karies Gigi
Faktor penyebab karies gigi di bedakan menjadi 2 yaitu faktor dari luar dan
faktor dari dalam.
a. Faktor luar merupakan faktor predisposial
dan faktor penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan proses terjadinya
karies. Beberapa faktor luar yang erat hubungannya dengan terbentuknya karies
gigi antara lain usia, jenis kelamin, suku bangsa, letak geografis dan lain-lain.
1)
Usia
Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah karies pun akan
bertambah. Hal ini jelas karena faktor resiko terjadinya karies akan lebih lama
berpengaruh terhadap gigi. Anak yang pengaruh faktor resiko terjadinya karies
kuat menunjukkan jumlah karies lebih besar dibanding yang kurang kuat
pengaruhnya.
2)
Jenis
Kelamin
Volker dan Russel mengatakan bahwa prevalensi karies gigi tetap wanita
lebih tinggi dibanding pria. Demikian juga halnya anak-anak, prevalensi karies
gigi sulung anak perempuan lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki. Hal ini
disebabkan antara lain erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibanding anak
laki-laki, sehingga gigi anak perempuan berada lebih lama dalam mulut.
Akibatnya gigi anak perempuan akan lebih lama berhubungan dengan faktor resiko
terjadinya karies.
3)
Suku
Bangsa
Beberapa penelitian menunjukkan ada perbedaan pendapat tentang hubungan
suku bangsa dengan prevalensi karies gigi bahwa perbedaan ini karena keadaan
sosial ekonomi, pendidikan, makanan, cara pencegahan karies dan jangkauan
pelayanan kesehatan gigi yang berada disetiap suku berbeda.
4) Letak Geografis
Perbedaan prevalensi karies gigi juga ditemukan pada penduduk yang
geografis letak kediamaannya berbeda. Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan
ini belum jelas betul, kemungkinan karena perbedaan lamanya matahari bersinar,
suhu, cuaca, air, keadaan tanah dan jarak dari laut. (Steven, 2002: 28)
b. Faktor dalam merupakan faktor yang
langsung berhubungan dengan karies.
1) Plak
Plak gigi adalah media lunak nonmineral yang menempel erat di gigi. Plak
terdiri dari mikroorganisme (70%) dan bahan antar sel (30%). Proses pembentukan plak yaitu beberapa
menit setelah permukaan gigi bersih, akan terbentuk pelikel (selaput tipis)
yang menempel erat di permukaan gigi. Pelikel tersebut adalah glukoprotein yang
berasal dari saliva dan mempunyai kecenderungan untuk mengikat mikroorganisme
tertentu. Setelah 24 jam terbentuk koloni mikroorganisme di pelikel. Selain
itu, di pelikel juga terikat bahan lain misalnya karbohidrat dan unsur-unsur
yang ada dalam saliva, lalu terbentuklah plak. Mikroorganisme yang terdapat
dalam plak akan mengolah karbohidrat untuk menghasilkan asam susu yang dapat
merapuhkan email gigi. Proses ini terjadi dengan lambat, sehingga seseorang
sama sekali tidak merasakan keluhan pada giginya. Rapuhnya email gigi ini
menjadi salah satu faktor pencetus terjadinya karies gigi. (Steven, 2002: 21)
2) Substrat
Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dimakan sehari-hari
yang menempel dipermukaan gigi. Substrat ini berpengaruh terhadap karies secara
lokal di dalam mulut. Pada umumnya para ahli sependapat karbohidrat yang
berhubungan dengan proses karies adalah polisakarida, disakarida dan
monosakarida dan sukrosa yang terutama mempunyai kemampuan yang lebih efisien
terhadap mikroorganisme asidogenik dibanding karbohidrat lain. (Steven, 2002:
23)
Vipeholm membuktikan tidak hanya jenis karbohidrat saja yang menyebabkan
karies, tetapi frekuensi dan bentuk fisik juga berperan penting dalam
menentukan terjadinya karies. Karbohidrat dalam bentuk tepung atau cairan atau
yang bersifat lengket serta mudah hancur di dalam mulut lebih memudahkan
timbulnya karies dibandingkan dengan bentuk fisik lain misalnya kue-kue,
roti.es krim, susu, permen dan lain-lain. Seorang ahli membuktikan dalam
percobaan in vitro bahwa susu kental lebih menyebabkan demineralisasi
dibandingkan dengan susu kering. Bentuk fisik dan kandungan karbohidrat sayur
dan buah-buahan masih dianggap berkaitan dengan karies. Buah tidak dapat
membantu mengurangi timbulnya karies, tetapi buah-buahan yang dibuat minuman
(juice) menyebabkan karies. Pada umumnya, anak sangat mengemari makanan yang
manis seperti gulali, permen dan coklat yang diketahui sebagai substrat yang
disukai oleh bakteri untuk berkembang biak. (Steven, 2002: 25)
3) Kerentanan Gigi karena Kelehiran Prematur
Kelahiran prematur dan berat kelahiran yang rendah merupakan salah satu
alasan penyimpangan struktur email. Ada kemungkinan bahwa penyimpangan tersebut
disebabkan karena hipokalsemi. Hipokalsemi ini akan berpengaruh terhadap
kematangan email gigi bayi sehingga email gigi yang dibentuk bayi pasca natal
tersusun kurang padat. (Jane, 2004: 10)
Saat janin bertumbuh selama 4 bulan, giginya mulai terbentuk. Janin menyerap
kalsium dan fosfat dari aliran darah ibu. Zat-zat itulah yang termineralisasi
menjadi gigi. Vitamin D dan hormon-hormon pertumbuhan juga merupakan bagian
penting dari proses tersebut. (Jane, 2004: 10)
Pada beberapa kasus, bayi lahir dengan email gigi yang kurang memadai yang
menyebabkan mereka lebih mudah menderita gigi berlubang. Hal ini kadang-kadang
terjadi apabila bayi lahir prematur atau apabila ibunya bermasalah dengan
kesehatan atau nutrisinya selama kehamilan. (Steven, 2002: 26)
Selama kehamilan, plasenta secara aktif mentranspor kalsium ke janin dan
memelihara kadar kalsium total terionisasi kira-kira 1 mg/dl di atas kadar
masing-masing ibu. Antara umur kehamilan 28 minggu sampai cukup bulan, berat
badan janin meningkat 3X lipat, tetapi kandungan kalsium meningkat 4X lipat
sebagaimana densitas mineral tulang yang meningkat secara progresif. (Oswari,
2004: 352)
Sedangkan pada bayi prematur (lahir kurang bulan), zat-zat seperti kalsium,
fosfat, mineral dan vitamin lainnya masih belum sepenuhnya diterima oleh bayi.
Padahal kombinasi dari zat-zat tersebut sangat dibutuhkan untuk pembentukan dan
perkembangan gigi bayi. (Oswari, 2004: 353)
Pada anak yang lahir prematur, garis neonatal dan garis pertumbuhan Retzius
yang menandai kelahiran akan melebar dan email gigi yang dibentuk pasca lahir
mengandung lapisan yang bermineralisasi jelek di bawah permukaan. Prismata
email menunjukkan perubahan dalam orientasi dan didalam email yang terbentuk
pasca natal tersusun kurang padat. Hal ini disebabkan karena pada anak yang
lahir prematur, kadar kalsium darahnya lebih rendah dibandingkan dengan
anak-anak yang lahir cukup bulan. (Oswari, 2004: 353)
3.
Jenis-Jenis Karies Gigi
a. Karies Insipiens
Karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan terluar dan terkeras
pada gigi) dan belum terasa sakit, hanya ada pewarnaan hitam atau coklat pada
email.
b. Karies Superfisialis
Karies yang sudah mencapai bagian dalam email dan kadang-kadang terasa
sakit.
c. Karies Media
Karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau bagian
pertengahan antara permukaan gigi dan pulpa, gigi biasanya terasa sakit apabila
terkena rangsangan dingin, makanan masam dan manis.
d. Karies Profunda
Karies yang
telah mendekati atau telah mencapai pulpa sehingga terjadi peradangan pada
pulpa. Biasanya terasa sakit waktu makan dan sakit secara tiba-tiba tanpa
rangsangan. Pada tahap ini apabila tidak dirawat, maka gigi akan mati dan
memerlukan rawatan yang lebih kompleks. (Syah Drajad, 2004)
4.
Tanda dan Gejala Karies Gigi
a. Munculnuya spot putih seperti kapur pada
permukaan gigi, Ini menunjukkan area demineralisasi akibat asam.
b. Proses selanjutnya, warnanya akan berubah
menjadi coklat, kemudian mulai membentuk lubang. Jika spot kecoklatan, ini
tampak mengkilap, maka proses demineralisasi telah berhenti yaitu jika
kebersihan mulut membaik. Spot ini disebut stain dan dapat dibersihkan.
Sebaliknya, spot kecoklatan yang buram menunjukkan proses deminirelisasi yang
sedang aktif. Karena itu diperlukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi dini
timbulnya lubang.
c. Jika kerusakan telah mencapai detin,
biasanya mengeluh sakit dan mengeluh ngilu setelah makan atau minum manis,
asam, panas atau dingin. Apabila dokter gigi melakukan pemeriksaan, rasa ngilu
terkadang dirasakan saat karies ditelusuri dengan alat sonde.
d. Apabila seorang pasien mengeluh rasa sakit
bukan hanya setelah makan saja, berarti kerusakan gigi sudah mencai pulpa.
Kerusakan pulpa yang akut akan terjadi apabila keluhan sakit terjadi
terus-menerus yang akhirnya mengganggu aktivitas sehari-hari.
(Edi,
2005: 23)
5.
Pengaruh Kelahiran Prematur terhadap
Karies Gigi
Kelahiran prematur atau usia kurang adalah
kelahiran dengan usia kehamilan antara 28 – 36 minggu dan biasanya memiliki
berat badan lahir antara 1 – 2,5kg. Bayi – bayi yang dilahirkan prematur
biasanya mengalami kelainan metabolik seperti hipoglikemia, hiperbilirubinemia,
dan hipokalsemia. Hipokalsemia yang terjadi pada bayi prematur disebabkan
karena bayi dilahirkan sebelum waktu yang telah ditetapkan sedangkan selama
kehamilan, plasenta secara aktif mentranspor kalsium, fosfat, mineral dan
vitamin lainnya ke janin.
Pada usia kehamilan 28 minggu sampai cukup
bulan, berat badan janin meningkat 3X lipat tetapi kandungan kalsium meningkat
4X lipat.
Pada bayi prematur (lahir kurang bulan),
zat – zat seperti kalsium, fosfat, mineral dan vitamin lainnya masih belum
sepenuhnya diterima oleh bayi. Sehingga akan berpengaruh terhadap kematangan
email gigi bayi. Gigi bayi pasca natal akan tersusun kurang padat atau email
gigi yang dibentuk mengandung lapisan yang bermineralisasi kurang baik sehingga
akan lebih mudah untuk terjadinya karies gigi.
- KERANGKA KONSEPTUAL
|
Keterangan :
: Diteliti
|
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang
digunakan oleh seorang peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. (Arikunto,
2003)
Pada bab ini akan diuraikan tentang desain
penelitian, tempat dan waktu penelitian, variabel penelitian, kerangka kerja, definisi
operasional, sampling desain, pengumpulan data, etika penelitian dan
keterbatasan penelitian.
A.
Jenis dan Rancang-bangun penelitian
Desain
penelitian adalah rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga
dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan dari
penelitian. (Sastroasmoro, 2002)
Penelitian
ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk
mengetahui adakah pengaruh kelahiran prematur terhadap karies gigi anak usia
prasekolah (4-5 tahun) di Desa Manggisan RT01/RW01 Tanggul – Jember dimana
setiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali pada saat pemeriksaan dan
diambil pada waktu yang sama.
B.
Frame work
Kerangka kerja merupakan
bagian kerja terhadap rangsangan kegiatan penelitian yang akan dilakukan
meliputi siapa yang akan diteliti (subyek penelitian) variabel yang akan
diteliti dan variabel yang mempengaruhi dalam penelitian (Hidayat, 2010)
Gambar 3.1 Kerangka kerja
hubungan kelahiran
prematur dengan
karies gigi anak usia prasekolah (4-5 tahun)
di Desa Manggisan RT 01/ RW 01 Kecamatan
Tanggul Kabupaten Jember
C.
Hipotesa penelitian
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pernyataan penelitian
(Nursalam, 2003).
Ha : Terdapat hubungan kelahiran prematur terhadap karies gigi anak usia
prasekolah (4-5 tahun) di Desa Manggisan RT01/ RW01 Kecamatan Tanggul Kabupaten
Jember Tahun 2010.
D.
Identifikasi Variabel
Variabel
penelitian adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu
kelompok (orang, benda, situasi) yang mempunyai variasi tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. (Nursalam,
2001)
1. Variabel Independen
Variabel
independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain. (Nursalam,
2003: 2). Variabel independen dalam penelitian ini adalah kelahiran prematur.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen
adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain. (Nursalam, 2003:
2). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah karies gigi.
E.
Definisi Operasional
Variabel
|
Definisi
Operasional
|
Kriteria
|
Skala
Data
|
Independen
· Kelahiran prematur
|
Kelahiran yang terjadi lebih awal dari usia kehamilan yang normal
|
1.Umur
kehamilan antara 28-36 minggu atau 7-9 bulan.
2.Berat badan lahir bayi antara 1-2,5kg
(Suririnah, 2005)
|
Nominal
|
Dependen
· Karies gigi
|
Keadaan gigi yang tampak mengalami kerusakan akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya.
|
1. Terdapat spot putih seperti kapur
2. Warna gigi menjadi coklat
3. Adanya lubang pada gigi
4. Rasa nyeri pada gigi
(Edi, 2005)
|
Nominal
|
F.
Sampling Desain
1. Populasi
Populasi adalah subjek penelitian yang akan
diteliti. (Notoatmodjo, 2002: 79). Pada penelitian ini populasinya adalah anak
usia prasekolah (4-5 tahun) di Desa Manggisan RT01/RW01 Kecamatan Tanggul
Kabupaten Jember tahun 2010.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. (Notoadmodjo, 2002: 79). Pada
penelitian ini sampel yang diambil adalah anak usia prasekolah (4-5 tahun) yang
memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut:
a. Bersedia menjadi responden dan kooperatif
b. Responden berjenis kelamin laki-laki dan
perempuan.
c. Responden bertempat tinggal di Desa
Manggisan RT01/RW01 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember.
3. Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari
populasi untuk dapat mewakili populasi. (Nursalam, 2003). Teknik sampling yang
digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara purposive sampling yaitu
teknik penetapan sampel dengan memilih sampel diantara populasi sesuai dengan
yang dikehendaki peneliti (tujuan atau masalah penelitian). Sehingga sampel
tersebut mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya.
G.
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian :
Tempat penelitian dilakukan di Desa Manggisan
RT01/RW01 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember.
2. Waktu penelitian :
Waktu
penelitian yaitu pada bulan Januari 2010.
H.
Pengumpulan dan Analisa Data
1. Instrumen / Alat Ukur
Untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang diteliti, peneliti
menggunakan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner pada variabel
independen dan check list pada variabel dependen serta soal-soal yang telah
dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada kepustakaan yang terdiri dari beberapa
pertanyaan. Peneliti menggunakan senter, kaca mulut dan sonde sebagai alat
untuk mengobservasi pada variabel dependen.
2. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan observasi dan
kuesioner. Untuk variabel independen pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Sedangkan untuk variabel dependen pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi.
3. Analisa Data
Analisa data ini merupakan suatu proses atau analisa yang dilakukan secara
sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan supaya trends dan
relationship bisa dideteksi ( Nursalam, 2001: 99 )
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan statistik phi
coefficient untuk menguji hipotesa. Peneliti menggunakan perangkat lunak SPSS
for windows dimana bila didapatkan hasil probabilitas atau signifikan lebih kecil
dari 0,05. Hal itu berarti H1 diterima dan H0 ditolak atau dengan kata lain ada
pengaruh kelahiran prematur terhadap karies gigi anak.
Hasil pengolahan data kemudian di intepretasikan dengan skala kuantitatif:
100 % = seluruhnya
76-99 % = hampir seluruhnya
51-75 % = sebagian besar
50 % = ½ rata-rata
26-49 % = hampir ½
1-25 % = sebagian kecil
0 % = tidak satupun
(Suharsini
Arikunto, 2002 : 216).
I.
Etika Penelitian
Di dalam
penelitian ini, peneliti meminta rekomendasi dari Akademi Keperawatan Lumajang
untuk penelitian di Desa Manggisan RT01/RW01 Kecamatan Tanggul Kabupaten
Jember. Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Desa Manggisan, barulah
peneliti melakukan penelitian dengan menekankan pada etika penelitian.
1. Lembar Informed Consent
Lembar persetujuan
diberikan kepada subjek yang diteliti. Peneliti tidak boleh memaksa dan tetap
menghormati hak-haknya. Dalam penelitian responden boleh mengundurkan diri
untuk tidak melanjutkan peran sertanya.
2. Anonimity ( Tanpa Nama)
Untuk menjaga
kerahasiaannya (responden) peneliti tidak mencantumkan nama pada lembar
pengumpulan data diganti dengan kode responden.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan
informasi responden dijamin oleh peneliti. Hanya pengelompokan data tertentu
yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian. (Aziz Alimul,
2007: 39)
I. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan merupakan kelemahan dan
hambatan dalam penelitian, keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.
Peneliti
Peneliti baru
pertama kali melakukan kegiatan penelitian dan masih dalam proses belajar
sehingga masih jauh dari kata sempurna.
2.
Instrumen / Alat ukur
Instrumen
penelitian berupa kuesioner yang masih tidak baku dan tidak teruji realibitas dan
validitasnya sehingga belum realibel dan valid.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada
bab ini akan dijelaskan mengenai hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui
lembar kuestioner yang diisi oleh responden dan lembar observasi yang
berdasarkan dari observasi peneliti. Pengumpulan data ini dilakukan di Desa
Manggisan RT01/RW01 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember pada bulan Januari 2010.
Responden yang didapat pada penelitian ini berjumlah 25 responden dan hasil
penelitian selanjutnya dilakukan pembahasan.
A. Hasil Penelitian
1.
Data Umum
a.
Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa
Manggisan RT 01/ RW 01 Tanggul – Jember.
b.
Data Karakteristik Responden
Data karakteristik responden ini disajikan distribusi responden menurut
usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, usia anak dan jenis kelamin anak.
Sampel yang digunakan sebagai responden dalam penelitian ini sebanyak 25
responden dengan karakteristik sebagai berikut :
1.) Karakteristik Responden Penelitian
Berdasarkan Usia Ibu
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Ibu di Desa
Manggisan RT 01/ RW 01 Tanggul – Jember Tahun 2010.
Usia Ibu
|
Jumlah
|
Prosentase
|
20-30 tahun
|
20
|
80%
|
> 30 tahun
|
5
|
20%
|
Total
|
25
|
100%
|
Sumber : Kuesioner Januari 2010
Berdasarkan tabel 4.1 diatas
menunjukkan bahwa hampir seluruhnya usia ibu 20-30 tahun sebesar 80 % (20
responden).
2.) Karakteristik Responden Penelitian
Berdasarkan Pendidikan Ibu
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di Desa Manggisan RT 01/ RW 01 Tanggul - Jember
Tahun 2010.
Pendidikan Ibu
|
Jumlah
|
Prosentase
|
Tidak sekolah
|
6
|
24%
|
SD
|
12
|
48%
|
SMP / MTS
|
3
|
12%
|
SMA / SMEA
|
4
|
16%
|
Sarjana
|
0
|
0%
|
Total
|
25
|
100%
|
Sumber : Kuesioner Januari 2010
Berdasarkan tabel 4.2 diatas
menunjukkan bahwa hampir setengahnya ibu lulusan SD sebesar 48% (12 responden).
3.) Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan
Pekerjaan Ibu
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Desa Manggisan RT 01/RW 01 Tanggul – Jember
Tahun 2010.
Pekerjaan ibu
|
Jumlah
|
Prosentase
|
IRT
|
9
|
36%
|
Wiraswasta
|
14
|
56%
|
PNS
|
2
|
8%
|
Total
|
25
|
100%
|
Sumber : Kuesioner Januari 2010
Berdasarkan tabel 4.3 diatas
menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan ibu wiraswasta sebesar 56% (14
responden).
4.) Karakteristik Responden Penelitian
Berdasarkan Usia Anak
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Anak di Desa Manggisan
RT 01/RW 01 Tanggul - Jember Tahun 2010.
Usia Anak
|
Jumlah
|
Prosentase
|
4 – 4,5 tahun
|
19
|
76%
|
4,6 – 5 tahun
|
6
|
24%
|
Total
|
25
|
100%
|
Sumber : Kuesioner Januari 2010
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan
bahwa hampir seluruhnya usia anak 4 - 4,5 tahun sebesar 76% (19 responden).
5.)
Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Jenis
Kelamin Anak
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak di Desa
Manggisan RT 01/RW 01 Tanggul – Jember Tahun 2010.
Jenis kelamin
|
Jumlah
|
Prosentase
|
Laki-laki
|
11
|
44%
|
Perempuan
|
14
|
56%
|
Total
|
25
|
100%
|
Sumber : Kuesioner Januari 2010
Berdasarkan tabel 4.5 diatas
menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebesar
56% (14 responden).
6.) Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan
Jenis Karies Gigi Anak
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Jenis Karies Gigi Anak di Desa Manggisan RT 01/ RW 01
Tanggul - Jember Tahun 2010.
Jenis Karies Gigi
|
Jumlah
|
Prosentase
|
Tidak Karies
|
3
|
12%
|
Karies Insipiens
|
4
|
16%
|
Karies Superfisialis
|
7
|
28%
|
Karies Media
|
9
|
36%
|
Karies Profunda
|
2
|
8%
|
Total
|
25
|
100%
|
Sumber : Kuesioner Januari 2010
Berdasarkan tabel 4.2 diatas
menunjukkan bahwa hampir setengahnya jenis karies gigi anak karies media
sebesar 36% (9 responden).
2.
Data Khusus
a.
Kelahiran Prematur
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelahiran Prematur di Desa
Manggisan RT 01/RW 01 Tanggul – Jember Tahun 2010.
Kelahiran Prematur
|
Jumlah
|
Prosentase
|
Prematur
|
14
|
56%
|
Aterm
|
11
|
44%
|
Total
|
25
|
100%
|
Sumber : Kuesioner Januari 2010
Berdasarkan tabel 4.7 diatas
menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang lahir premature sebesar 56% (14
responden).
b.
Karies Gigi
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Karies Gigi Anak di Desa Manggisan RT 01/RW 01 Tanggul - Jember Tahun 2010.
Karies Gigi Anak
|
Jumlah
|
Prosentase
|
Karies
|
22
|
88%
|
Tidak karies
|
3
|
12%
|
Total
|
25
|
100%
|
Sumber : Kuesioner Januari 2010
Berdasarkan tabel 4.8 diatas
menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden yang mengalami karies gigi
sebesar 88% (22 responden).
c.
Tabulasi Silang Kelahiran Prematur terhadap Karies Gigi
Tabel 4.9
Tabulasi Silang Kelahiran Prematur terhadap Karies Gigi Anak Usia Prasekolah
(4-5 tahun) di Desa Manggisan RT 01/ RW 01 Tanggul – Jember Tahun 2010.
Uraian
Anak
Kelahiran Prematur
|
Karies Gigi
|
|||||
Karies
|
Tidak Karies
|
Jumlah
|
||||
f
|
%
|
f
|
%
|
f
|
%
|
|
Prematur
|
14
|
56%
|
0
|
0%
|
14
|
56%
|
Tidak Prematur
|
8
|
32%
|
3
|
12%
|
11
|
44%
|
Total
|
22
|
88%
|
3
|
12%
|
25
|
100%
|
Sumber : Kuesioner
Januari 2010
Distribusi crostabulasi diatas didapatkan
data yang menunjukkan bahwa dari frekuensi anak usia pra sekolah (4-5 tahun)
dengan kelahiran prematur yang mengalami karies gigi sebesar 56% dan anak usia
prasekolah (4-5 tahun) dengan kelahiran prematur yang tidak mengalami karies
gigi sebesar 0%.
Sesuai dengna hasil penelitian yang
dilakukan pada anak usia prasekolah (4-5 tahun) di Desa Manggisan RT01/RW01
Tanggul - Jember, dengan menggunakan uji statistik Phi Coefficient dengan
bantuan SPSS for windows didapatkan Asymp sig = 0,037 lebih kecil dari taraf
signifikan yang telah ditentukan (α = 0,05), maka kesimpulannya adalah H1
diterima dan Ho ditolak artinya ada pengaruh signifikan antara kelahiran
prematur terhadap karies gigi anak usia sekolah.
B. Pembahasan
1.
Kelahiran Prematur
Hasil penelitian yang dilakukan pada anak
usia prasekolah (4-5 tahun) di Desa Manggisan RT01/ RW01 Tanggul - Jember,
sesuai dengan tabel 4.6 didapatkan data bahwa anak yang lahir prematur sebanyak
14 responden atau 56% dari keseluruhan responden.
Masa gestasi bayi prematur ialah kurang
dari 37 minggu atau 259 hari. Di negara maju angka kejadian kelahiran bayi
prematur ialah sekitar 6-7%, di negara sedang berkembang angka kelahiran ini
lebih kurang 3 kali lipat. Di Indonesia kejadian bayi prematur belum dapat
dikemukakan secara pasti tetapi angka kelahiran bayi prematur di RSCM Jakarta
antara 22-24% dari semua bayi yang dilahirkan pada 1 tahun. ( Jane, 2004: 10)
Pada kelahiran prematur, pertumbuhan
alat-alat tubuh bayi tersebut belum sempurna. Semakin jauh kelahiran bayi dari
usia kelahiran maka semakin rendah juga tingkat kematangan perkembangan
fisiknya. Dan kelahiran seperti ini memungkinkan juga akan memberikan pengaruh
pada keadaan gigi anak. Menjelang kelahiran, bayi yang lahir prematur dapat
kehilangan mineral tambahan yang berperan untuk pertumbuhan dan perkembangan
giginya. (Jane, 2004: 12)
Dengan banyaknya jumlah anak yang lahir
prematur di Desa Manggisan RT01/RW01 Tanggul – Jember dapat dilihat bahwa
kebanyakan ibu melahirkan anaknya pada usia antara 16-25 tahun. Mayoritas
pekerjaan ibu adalah swasta (sebagai pedagang), mereka lebih banyak melakukan
aktifitas yang lebih berat, selain itu kebanyakan ibu hanya lulusan SD bahkan
beberapa diantaranya tidak sekolah. Banyak ibu yang masih belum paham tentang
nutrisi dan diet yang seimbang untuk ibu hamil. Pengetahuan yang mereka miliki
dirasa masih kurang oleh karena itu bayi yang mereka lahirkan lebih cenderung
lahir kurang bulan. Padahal nutrisi dan diet yang seimbang sangat penting untuk
kesehatan ibu dan bayi serta sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
2.
Karies Gigi
Hasil penelitian yang dilakukan pada anak
usia prasekolah (4-5 tahun) di Desa Manggisan RT01/RW01 Tanggul-Jember, sesuai
dengan tabel didapatkan bahwa anak yang mengalami karies gigi sebanyak 22
responden atau 88% dari keseluruhan responden.
Anak balita merupakan kelompok masyarakat
yang jumlahnya cukup besar dan memiliki prevalensi karies gigi yang cukup
tinggi. Survey Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang dilakukan pada
tahun 2004 menunjukkan bahwa pravalensi penduduk Indonesia yang menderita
karies gigi sebesar 80% dan 70% diantaranya adalah anak-anak. Penelitian Tavent
menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi pada anak berusia 1 tahun sebesar 40%,
anak usia 2 tahun sebesar 10%, anak usia 3 tahun sebesar 40%, anak usia 4 tahun
sebesar 55% dan anak usia 5 tahun sebesar 75%. Penelitian Rinaldi terhadap 3450
anak TK di Yogyakarta menunjukkan bahwa pravalensi karies gigi sebesar 85%, 45%
pada balita perempuan dan 40% pada balita laki-laki. (Edi, 2005: 18)
Zat-zat seperti kalsium, fosfor, mineral,
dan vitamin lainnya sangat dibutuhkan untuk pembentukan dan perkembangan gigi
bayi. Apabila zat-zat tersebut tidak mencukupi maka email gigi yang dibentuk
pasca lahir mengandung lapisan yang bermineralisasi jelek dibawah permukaan.
Primate email menunjukkan perubahan dalam orientasi dan di dalam email yang
terbentuk pasca natal tersusun kurang padat, sehingga mudah sekali rentan untuk
terjadi karies gigi. (Oswari, 2004: 353)
Dengan banyaknya jumlah anak yang
mengalami karies gigi maka hal ini bias dijadikan pelajaran untuk tiap-tiap
orang tua untuk menjaga gigi anak-anaknya. Ibu-ibu di Desa Manggisan kebanyakan
bekerja sebagai pedagang sehingga mereka kurang memperhatikan anak-anak mereka.
Mayoritas para ibu adalah lulusan SD bahkan tidak sekolah, mereka dirasa kurang
mengerti akan perawatan gigi untuk anaknya.
3. Pengaruh Kelahiran Prematur terhadap
Karies Gigi Anak
Berdasarkan
uji statistik Phi Coefficient dengan menggunakan bantuan SPSS for windows
didapatkan X2 hitung α = 0,037
yang hasilnya lebih kecil dari taraf signifikan yang telah ditentukan α = 0,05 maka kesimpulan H1 diterima dan Ho
ditolak yang artinya ada pengaruh antara kelahiran prematur terhadap karies
gigi.
Hasil penelitian yang dilakukan pada anak usia prasekolah (4-5 tahun) di Desa
Manggisan RT01/RW01 Tanggul - Jember sesuai dengan tabel 4.8 didapatkan data
bahwa anak yang lahir prematur dan mengalami karies gigi sebanyak 14 responden
atau 56% dari keseluruhan responden.
Kelahiran
prematur dan berat kelahiran yang rendah merupakan salah satu alas an dari
penyimpanan struktur email. Ada kemungkinan bahwa penyimpangan tersebut
disebabkan karena hipokalsium. Hipokalsium ini akan berpengaruh terhadap
kematangan email gigi bayi sehingga email gigi yang dibentuk bayi pasca natal
tersusun kurang padat dan rentan sekali untuk mengalami karies gigi. (Jane,
2004: 10)
Saat janin
bertumbuh selama 4 bulan, giginya mulai terbentuk janin menyerap kalsium dan
fosfot dari aliran darah ibu. Antara umur kehamilan 28 minggu sampai cukup
bulan, berat badan janin meningkat 3x lipat dan kandungan kalsium meningkat 4x
lipat sebagaimana densitas mineral tulang yang meningkat secara progresif. (Jane,
2004: 10)
Sedangkan
pada bayi prematur (lahir kurang bulan), zat-zat seperti kalsium, fosfor,
mineral, dan vitamin lainnya masih belum sepenuhnya diterima oleh bayi. Padahal
kombinasi dari zat-zat tersebut sangat dibutuhkan untuk pembentukan dan
perkembangan gigi bayi. (Oswari, 2004: 353)
Dengan
banyaknya anak yang mengalami karies gigi, ini dikarenakan kurangnya kesadaran
ibu untuk menjaga kesehatan janinnya. Diet yang seimbang, latihan ringan yang
teratur, melakukan senam hamil, dan banyak istirahat merupakan unsure-unsur
dasar kehamilan sehat. Memahami cara bayi berkembang dan seberapa awal gigi
terbentuk , akan membantu menyadarkan seseorang bahwa tetap sehat dan bugar
selama kehamilan akan memberikan awal yang terbaik bagi bayi-bayi yang akan
dilahirkan.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan membahas simpulan dari
hasil penelitian dan saran bagi pihak yang berkepentinagan.
A. Simpulan
- Jumlah anak usia prasekolah (4-5 tahun) yang lahir prematur di Desa Manggisan RT01/RW01 Tanggul - Jember yaitu melebihi setengah dari total responden.
- Sebagian besar anak usia prasekolah (4-5 tahun) di Desa Manggisan RT01/RW01 Tanggul - Jember menderita karies gigi.
- Hasil uji statistik phi coefficient α = 0,037 menunjukkan bahwa ada pengaruh kelahiran premature terhadap karies gigi anak usia prasekolah (4-5 tahun) di Desa Manggisan RT01/RW01 Tanggul - Jember.
B. Saran
Setelah mengkaji penelitian ini kami sebagai peneliti
menyarankan hal-hal sebagai berikut :
1.
Bagi Ibu
Diharapkan agar para ibu senantiasa dapat menjaga
kehamilannya sehingga dapat mencegah terjadinya kelahiran prematur.
2.
Bagi Masyarakat
|
3.
Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan dapat menjelaskan kepada masyarakat akan
dampak negatif yang akan terjadi bila bayi lahir premature serta memberikan
himbauan kepada ibu-ibu hamil untuk rutin memeriksa kehamilannya.
4.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini bias dijadikan sebagai dasar untuk
mengembangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi karies gigi. Terbatasnya
literatur yang membahas tentang kelahiran prematur dan karies gigi yang
digunakan dalam penelitian ini jauh dari sempurna sehingga diharapkan
penelitian selanjutnya dapat memperbaiki kekurangan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Djarwanto. 2001. Mengenal
beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian. Yogyakarta: Liberty
Edi Hartini Sundoro. 2005. Serba-Serbi
Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta:
Universitas Indonesia (UI-Press)
D. Oswari.
2004. Perawatan Ibu Hamil dan Bayi.
Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan
Jane Kemp dan Clare Walters. 2004. Gigi Si Kecil. Jakarta:
Erlangga
Moersistowati B. Narendra.
2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.
Jakarta: Sagung Seto
Nursalam. 2001. Pendekatan Praktik Metodologi Riset
Keperawatan. Jakarta: CV. Sagung
Seto
2003. Konsep
dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Soekidjo Notoatmodjo.
2002. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: PT.Rineka Cipta
Steven dan Dowshen. 2002. Panduan
Kesehatan Balita.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Stright, Barbara R. 2004. Keperawatan
Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
EGC
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur
Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Syah Drajad dan Sri Wahyuni. 2004. Karies Gigi, (http://www.solusi sehat.net, diakses 10 April 2009)
Lampiran 1
Lampiran 3
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Surat Persetujuan Peserta Penelitian
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama (Inisial Ibu) :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Nama (Inisial Anak) :
Umur :
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya
serta menyadari manfaat dan resiko penelitian tersebut di bawah ini yang
berjudul:
“Pengaruh Kelahiran Prematur Terhadap Karies Gigi Anak Usia Prasekolah (4
-5 Tahun) Di Desa Manggisan RT01/RW01 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember Tahun
2010”
Dengan sukarela menyetujui keikutsertaan
dalam penelitian di atas dengan catatan bila suatu waktu merasa dirugikan dalam
bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini.
Lumajang,…………….2010
Mengetahui Yang
menyetujui,
Penanggung Jawab Penelitian Peserta Penelitian
Erinda Riana (…………………….)
NIM : 07.031
Lampiran 4
KUESIONER
Kelahiran prematur
I.
Identitas
Inisial Informan
Usia Ibu
Pekerjaan Ibu
Pendidikan Ibu
Inisial Responden
Usia Anak
Jenis Kelamin
No. Sampel
|
:
:
:
:
:
:
:
:
|
II.
Petunjuk
Pengisian Variabel Independen
Berikan tanda “X” pada jawaban yang benar dibawah
ini!
- Berapa berat badan lahir bayi Anda?
a. Lebih
dari 2,5 kg
b. Antara
1-2,5 kg
- Apakah umur kehamilan bayi Anda kurang dari 9 bulan?
- Tidak
- Ya
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI
KARIES GIGI ANAK USIA PRASEKOLAH (4-5 TAHUN)
Inisial
Informan :
Inisial
responden :
No. Sampel :
Petunjuk Pengisian Variabel Dependen
Beri skor 1 jika jawaban ”ya” dan beri skor
0 jika jawaban ”tidak”!
Observasi Karies Gigi
No.
|
Hal yang diobservasi
|
Ya
Skor 1
|
Tidak
Skor 0
|
Skor
|
1.
2.
3.
4.
|
Terdapat spot putih seperti kapur
Warna gigi berubah menjadi coklat
Terdapat lubang pada gigi
Terasa nyeri pada gigi
|
|
|
|
|
Total Skor
|
|
Lampiran 6
Lampiran 7
HASIL PENGHITUNGAN DATA
Melalui Program SPSS For Windows
|
Kelahiran Prematur
|
Karies Gigi
|
1
|
1
|
1
|
2
|
1
|
1
|
3
|
0
|
0
|
4
|
0
|
1
|
5
|
1
|
1
|
6
|
0
|
0
|
7
|
1
|
1
|
8
|
1
|
1
|
9
|
0
|
1
|
10
|
1
|
1
|
11
|
0
|
1
|
12
|
0
|
1
|
13
|
0
|
1
|
14
|
1
|
1
|
15
|
1
|
1
|
16
|
1
|
1
|
17
|
0
|
0
|
18
|
0
|
1
|
19
|
1
|
1
|
20
|
1
|
1
|
21
|
0
|
1
|
22
|
1
|
1
|
23
|
1
|
1
|
24
|
0
|
1
|
25
|
1
|
1
|
UJI STATISTIK PHI COEFFISIENT
PENGARUH KELAHIRAN PREMATUR TERHADAP KARIES
GIGI ANAK USIA PRASEKOLAH (4-5 TAHUN)
Case Processing Summary
|
||||||
|
Cases
|
|||||
|
Valid
|
Missing
|
Total
|
|||
|
N
|
Percent
|
N
|
Percent
|
N
|
Percent
|
kelahiranprematur * kariesgigi
|
25
|
100.0%
|
0
|
.0%
|
25
|
100.0%
|
kelahiranprematur *
kariesgigi Crosstabulation
|
|||||
Count
|
|
|
|
|
|
|
|
Kariesgigi
|
Total
|
||
|
|
tidak karies gigi
|
karies gigi
|
||
Kelahiranprematur
|
tidak prematur
|
3
|
8
|
11
|
|
prematur
|
0
|
14
|
14
|
||
Total
|
3
|
22
|
25
|
||
Symmetric Measures
|
|||
|
|
Value
|
Approx. Sig.
|
Nominal by Nominal
|
Contingency Coefficient
|
.385
|
.037
|
N of Valid Cases
|
25
|
|
No comments:
Post a Comment