RESIKO
OPERASIONAL
Resiko operasional = resiko yang paling tua, misalnya bahaya memasang alat, konflik,
sistem gaji, mengawasi kerja karyawan. Sumber-sumber resiko operasional :
v kegagalan proses internal, contoh : tragedi baring
bank dll
v kegagalan manusia, contoh : kecelakaan kerja
v resiko sistem, con : kerusakan data
v resiko
eksternal : di luar kendali organisasi.
Mengukur resiko operasional :
1. dengan frekuensi dan probability
2. signifikan/severity
Empat kuadran resiko :
v frekuensi dan signifikan rendah : perlu low control
v frekuensi tingsi signifikan rendah : perlu monitor
v frekuensi
rendah signifikan tinggi : harus detect n' monitor, paling sulit
dipahami dan dideteksi
v frekuensi dan signifikan tinggi : prevent at source
/ mencegah.
Memilih kuadran resiko :
Frekuensi Signifikan teknis
.
1.rendah
rendah low
2.tinggi
rendah monitor
3.rendah
tinggi detect
4.tinggi
tinggi prevent .
Globalisasi
semakin meningkatkan resiko sebab kejadian suatu negara cepat merembet. Otomatisasi
memunculkan resiko baru, yaitu resiko gagal sistem. Out-sourcing (menggunakan
jasa pihak luar untuk pekerjaan intern) : resiko hasil yang buruk.
Resiko
Perubahan Kurs.
Jika
perekonomian suatu negara membaik, maka mata uangnya cenderung menguat.
Sistem/ekonomi kurs bebas
kurs tetap
Menguat apresiasi revaluasi
Melemah depresiasi devaluasi
Eksposur
perubahan kurs :
v eksposur transaksi (hedging dll)
v eksposur akuntansi (FIFO dll)
v eksposur operasi : jika yen menguat terhadap dolar AS,
maka harga toyota di AS lebih mahal, membuat
daya saing toyota
di AS turun
v eksposur ekonomi = ekspo transaksi + ekspo operasi.
Resiko
Teknologi : penggunaan teknologi yang tidak tepat bisa merugikan
perusahaan secara significan. Sebab harga mesin mahal, dan tidak terpakai !
Resiko
Likuiditas : jika perusahaan
mengalami kesulitan membayar kewajiban jangka pendek. Kreditor minta utang
dagang diubah menjadi wesel
supaya ada kekuatan hukum, disebut resiko
solvensi. Rasio Lancar = Aktiva lancar dibagi utang lancar. Acid Rasio = (Aktiva
lancar – Persediaan) per Utang lancar. Sumber resiko likuiditas bank :
1. sisi asset : bank harus bisa menyediakan sejumlah uang
cash
2. sisi pasiva :
hutang, saham dll
Resiko
Politik. Sovereign risk,
terutama bagi perusahaan multinasional. Paling ringan = perubahan aturan.
Sedang = kerusuhan. Berat = pengambilalihan/ nasionalisasi.
INSURANCE /
ASURANSI
Memilih alternatif resiko :
Frekuensi resiko Signifikan teknik..
1.rendah
rendah retensi
2.tinggi
rendah retensi
3.rendah
tinggi transfer
4.tinggi
tinggi dihindari
5. apabila memungkinkan shifting .
Risk retensi
(menanggung resiko sendiri), contoh : supermaket tersebut beranggapan bahwa
pencurian oleh pembeli merupakan bagian dari bisnis, tetapi bila kerugian besar
(signifikan), perusahaan bisa mendanai resiko dengan cara :
Ø dana cadangan : menyisihkan 1% pendapatan untuk biaya
kerugian. Masalah akuntansi : rekening dana ini dapat membuat bank/kreditor dan
unit pajak tidak percaya.
Ø self insurans : meningkatkan dana cadangan menjadi asuransi internal jika :
(a)eksposur besar, (b)resiko bisa diprediksi, (c)masalah akuntansinya teratasi.
Ø captive
insurans : mendirikan anak perusahaan
khusus asuransi jika : a)perlakuan pajak bagus,
b)kontrak asuransi dengan manajemen bisa lebih fleksibel.
Jenis risk
transfer (resiko dialihkan) :
1)Asuransi
2)Hedging = membeli kontrak forward atau future
dengan posisi long dari penjual
kontrak derivatif
3)Incorporated = membentuk PT terbuka (go-publik),
pemegang saham dan kreditor akan menanggung resiko
4)teknik lain = menetapkan harga dalam dolar bukan
rupiah dll.
Pengendalian resiko tidak ada kaitan dengan pencapaian
hasil. Pengendalian resiko bertujuan : a)mengurangi probabilitas munculnya
kejadian lebih buruk, b)mengurangi
tingkat signifikan.
Teknik
Domino : satu jatuh semua jatuh = Heinrich. Sebab kesalahan :
1.lingkungan social &bawaan (gampang marah)
2.personal fault
3.unsafe or phisikal hazard (tindakan/kondisi
bahaya)
4.kecelakaan
5.cedera.
Menurut teknik domino = yang baik mencegah nomer 3.
Mekhofer, resiko
dipecah jadi :
1)hazard (yang mendorong)
2)lingkungan hazard
3)interaksi hazard dengan lingkungan
4)hasil interaksi
5)konsekuensi hasil.
Fokus pengendalian resiko = hazard. Contoh :
alat pemadam tidak mencegah terjadinya kebakaran, tetapi memadamkan. Lain
misalnya : membuat tembok tahan api. Timing
resiko = dilakukan sebelum, selama, dan sesudah resiko, misalnya menjauhkan
minyak dari api. Diversifikasi = don't put your egg in one basket untuk
mengurangi resiko kerugian saham. Bila satu saham jatuh, dapat ditutup dari
untung pada saham lain. Risk shifting = menggeser resiko perubahan kurs
ke konsumen dengan cara menetapkan harga dalam $US. Eksposur operasi rentan
terhadap perubahan kurs. Netting Eksposur = menggabungkan eksposur yang
berlawanan sehingga eksposur bersihnya nol, termasuk jenis shifting.
Markowitz :
deviasi standar merupakan indikator resiko. Varian
= kuadrat deviasi standar. Makin besar deviasi standar makin besar varian,
makin besar resiko investasi.
Sharpe : resiko
total = (1)resiko unik perusahaan (bisa dihilangkan dengan diversifikasi = resiko
tidak sistematis), (2)resiko pasar
(tidak bisa dihilangkan = resiko sistematis).
Sinergi bisa diperoleh dengan :
1.skala ekonomi
: lebih besar, lebih baik. Contoh : memesan barang lebih banyak akan dapat
potongan besar. Perusahaan kecil kalah bersaing dengan yang besar sebab agregat demand tetap atau mengecil.
2.skope ekonomi
: memproduksi 2/lebih jenis dengan input yang sama, misalnya : sabun mandi dan
cuci = sharing input. Rumus : AC < AC1 + AC2. Jika gabungan
terlalu banyak bisa juga terjadi disekonomi : AC > AC1 + AC2 + AC3.
Asuransi menggunakan law of large number = resiko
makin kecil bila jumlah eksposur (yang ditanggung) bertambah. Premi jangan
terlalu tinggi sebab = orang yang ceroboh saja yang membeli premi tinggi. Tipe resiko
yang bisa diasuransikan :
1)yang bisa diukur/ditentukan
2)resiko yang mempunyai kemiripan dan banyak. Contoh :
Resiko kematian sangat tidak pasti, tetapi dalam jumlah besar, misalnya
kelompok umur, profesi/pekerjaan bisa diukur tepat.
3)ketidaksengajaan/kecelakaan
4)bukan karena bencana
5)adalah kerugian besar
6)probabilitas terjadinya tidak terlalu tinggi.
Misalnya : saat "katastropik" = jika depresi semua bisnis merugi.
Prinsip-prinsip asuransi :
1. Indemnity.
a)tidak bisa memperoleh pertanggungan lebih daripada
kerugian sebenarnya, berapapun – premi asuransi yang dibeli
b)tidak bisa memperoleh pertanggungan lebih dari satu
perusahaan asuransi untuk objek yang sama
2. Insurable interest.
didasarkan
atas kepentingan : a)jiwa ayah, keluarga mempunyai kepentingan ekonomi,
b)gudang penting untuk disewakan, c)mobil penting untuk transport, d)sebuah
bola tidak penting sebab disepak-sepak dll.
3.
Subrogation
perusahaan
asuransi berhak atas kas yang diterima dari pihak lain dari objek asuransi.
Contoh : ganti rugi kebakaran yang diberikan pihak yang bersalah dll.
4.
Utmost good faith
kepercayaan,
kejujuran, dan representasi
(pernyataan)
atas warranty (klausul/syarat kondisi).Bila ada penyembunyian = perusahaan
asuransi bisa menolak atau premi ditambah. Kesalahan data setelah polis (teken
kontrak) boleh diperbaiki.
Jenis
industri asuransi :
Ø Asuransi personal contoh : kematian, kecelakaan, pemecatan
dll
Ø Asuransi properti : kecelakaan yang bisa menanggung resiko
properti, contoh : kebakaran, kerusakan dll
Ø Asuransi wajib :
asuransi kecelakaan lalu-lintas dll
Ø Asuransi sukarela : bebas
Ø Asuransi publik dan swasta
Reasuransi
: kerjasama dua perusahaan asuransi untuk menanggung resiko yang nilainya
besar, atau membeli asuransi dari perusahaan asuransi lain. Ceding compani : yang
mentransfer/menjual resiko asuransi. Reinsurer
: yang menerima/membeli. Line/retensi
: bagian yang dipertahankan oleh ceding. Cession
: bagian yang dijual. Retrocession
: proses mentranfer resiko.
General
insurer : asuransi umum untuk
properti dan kecelakaan.
Perusahaan
adjuster : perusahaan yang fokus pada
estimasi kerugian kecelakaan. Konsultan
aktuaria : fokus menghitung premi asuransi.
Perusahaan
asuransi melakukan fungsi :
Ø Produksi :
penjualan - pemasaran
Ø Underwriting
: memilih jenis resiko yang akan ditanggung objek
Ø Cara penentuan premi : 1)menghitung kerugian yang diperkirakan untuk kelas
resiko tertentu, 2)ditambah target keuntungan, 3)menghitung jumlah eksposur
(kontrak) yang akan diperoleh, 4)membagi kerugian yang diharapkan dengan jumlah
kontrak. Contoh : perusahaan asuransi akan membayar kerugian karena kecelakaan
mobil yang mencapai Rp1 M per tahun. Diperkirakan akan diperoleh 1000 kontrak.
Target laba dan cadangan biaya Rp200 ribu per kontrak. Besar premi : a)premi
sebelum target laba = Rp1 M per 1000 = Rp1 juta. b)premi setelah laba masuk =
Rp1 jt + Rp200 ribu = Rp1,2 jt.
Sifat-sifat premi yang ideal :
v tidak terlalu tinggi atau rendah
v adil untuk semua nasabah
v bisa direvisi
v mendorong usaha pencegahan kerugian, bukan sebaliknya
v memperhitungkan tingkat resiko, atau perilaku tidak
hati-hati (moral hazard), caranya : yang moral hazardnya tinggi membayar premi
lebih tinggi.
Manajemen klaim asuransi :
1)inspeksi lapangan
2)menentukan besar kerugian
3)menentukan besarnya penyesuaian
4)menyetujui
& membayar klaim.
Petugas yang melakukan inspeksi lapangan adalah =
adjuster, atau boleh pihak independen. Investasi perusahaan asuransi jiwa lebih
banyak ke obligasi dan hipotik karena aman dalam jangka panjang. Sementara,
asuransi properti dan kecelakaan = ke saham biasa atau preferen. Instrumen Forward
adalah instrumen derivatif yang paling tua. Contoh : kurs forward tiga bulan
mendatang = menyediakan rupiah sebesar nilai kontrak bila nilai kurs berubah. Hedging forward = hedging terhadap tingkat bunga, yaitu perhitungan
perubahan tingkat bunga dan kurs sehingga tidak akan mengakibatkan, kerugian
atau keuntungan pada posisi total. Biasa dipakai untuk portofolio obligasi.
Kelemahan forward : 1)dijual di pasar over the counter (tanpa toko resmi)
: fleksibilitas tinggi menyebabkan variasi tinggi, 2)produk tidak standar
cenderung sulit diperdagangkan, 3)biaya transaksi tinggi, 4)resiko default
(rekanan tidak bayar) tinggi. Future didesain mengurangi dua kelemahan
forward (1)standarisasi kontrak, meliputi besar kontrak (1 kontrak 3 juta, 2
kontrak 6 juta dst), jatuh tempo future tiap bulan tertentu, kualitas produk
(contoh : kopi kualitas A, rokok B dst), (2)marking to market
(penyesuaian har-ga pasar) tiap hari dan melalui Bursa resmi. Pedagang yang tidak cukup kuat
dan mempunyai posisi rugi, bisa keluar dari kontrak sebelum jatuh tempo (bisa
diperdagangkan). Jika penjual/pembeli default, bursa yang menanggung. Opsi :
hak untuk membeli/menjual aset/kontrak pada harga tertentu (call = membeli,
put = menjual). Harga tertentu disebut harga eksekusi. Dengan opsi potensi
kerugian diatasi dengan cara uang muka saham = opsi di muka. Karena boleh bayar
uang muka saja, kerugiannya hanya sebesar uang muka.
Fischer Black dan
Myron Scholes = formula nilai premi opsi dipengaruhi :
Ø harga aset saat ini dan harga eksekusi
Ø jangka waktu, makin lama periode, makin tinggi harga
opsi volatilitas, makin tinggi volatilitas, makin tinggi kemungkinan harga aset
untuk berubah, naik/turun. Jika saham, kenaikan volatilitas akan menaikkan resiko
saham tidak berlaku untuk opsi
Ø tingkat bunga bebas resiko. Beli opsi bisa dianggap
seperti membeli harga aset dengan harga eksekusi. Semakin besar tingkat bunga,
makin besar bunga tabungan, makin tinggi opsi call. Makin rendah opsi putnya.
Ø jika dividen dibayarkan, harga saham turun, nilai opsi
call turun, opsi put naik.
Resiko Swap =
pertukaran aliran kas antara dua pihak. Untuk melindungi resiko perubahan
tingkat bunga, dilakukan swap. Menghilangkan resiko kredit, contoh : jika bank
menjual kredit ke pihak lain. Teknik lain = SEKURITASI. Yaitu : bank memberi
kredit KPR kepada nasabah, KPR digabung, bank menerbitkan obligasi, dijual ke
investor. KPR sebagai jaminan obligasi tsb.
Lain-lain
derivatif = future atas future untuk resiko cuaca. Dll. Instrumen derivatif
cenderung lebih komplek dari instrumen tradisional. Manajemen kualitas ingin
memperbaiki kualitas output melalui pengendalian operasional. Jaminan mutu
adalah sistem menyeluruh untuk menjaga dan mencapai kualitas : (a)rekayasa
kualitas : proses dan desain produk, (b)pengendalian kualitas, inspeksi
standar.
Six Sigma :
mengelola produk rusak dan penyimpangan, secara sistematis bekerja
menghilangkan hal tsb. Dipelopori Bill Smith dari motorola. 2 metodenya
: 1)DMAIC = memperbaiki yang di bawah standar dan secara gradual, (2)DMADV = untuk proses atau output baru. Lima peranan six sigma :
1.pimpinan puncak menetapkan visi,
2.champion = melaksanakan fungsi six sigma,
3.master black belts = ditunjuk oleh champions sebagai
pakar menggunakan statistik membantu sabuk hitam/hijau,
4.pemegang sabuk hitam = melaksanakan proyek spesifik,
5.pemegang sabuk hijau = karyawan biasa.
Tujuan dari perbaikan proses bisnis lebih pada
perubahan radikal, bukan gradual.
Michel Hammer /James
Champi = perbaikan proses bisnis harus revolusioner. Jika situasi menjadi
tidak terkendali, maka perbaikannya agar kembali ke situasi normal.
RESIKO MANAJEMEN
Manajemen
resiko yang ideal, dalam suatu organisasi, mencakup 3 kunci : formal dan
sistematis, terintegrasi, dan komprehensif. Formal dan sistematis = secara
resmi, sadar, didukung manajer puncak. Terintegrasi = menyatu. Komprehensif =
bukan parsial. Infrastruktur keras =
ruang kerja, komputer, mobil, dan struktur organisasi. Infrastruktur lunak :
budaya hati-hati, responsive dll.
Perbandingan
paradigma baru-lama dalam mengelola resiko :
Lama : 1)pengelolaan resiko dilakukan secara terpisah oleh
masing-masing unit, 2)ad-hoc (diadakan
bila perlu), 3)fokus sempit, terutama
kepada yang diasuransikan.
Baru : 1)terintegrasi dengan pekerjaan, 2)kontinyu,
3)fokus luas, semua jenis resiko.
Proses
manajemen resiko baru :
1. mengidentifikasi semua resiko dan meranking
2. sesi brainstorming = menggabung ide manajer –
konsultan
3. menghitung probability
dampak resiko secara kuantitatif
4. menggunakan ukuran yang mudah, misalnya VAR
5. mengawasi ketidak-konsistensian, efek diversifikasi,
kesempatan, dan penghematan pendanaan resiko.
Mekanisme kontrol : 1)tidak ada orang yang mempunyai
kekuasaan berlebih untuk mengambil resiko atas nama perusahaan, 2)memastikan
tidak ada pemusatan kekuasaan pada satu/dua orang saja, 3)menetapkan limit, 4)mengawasi aliran kas, 5)sistem insentif tepat yang mendorong
perilaku positif, 6)target yang sesuai
strategi, misalnya : target pertumbuhan 25%, industri tumbuh 5%, menyebabkan
perilaku resiko tinggi mengejar target.
Budaya sadar resiko :
1. sisi keras à pengukuran resiko secara kuantitatif, instrumen dan
struktur organi sasi serba kuantitatif
2. sisi lunak à perilaku hati-hati, komunikasi terbuka, diklat,
evaluasi dan insentif.
Kegiatan bisnis perbankan tradisional fokus pada
menarik dana dan meminjamkan. Bank mendapat interest (bunga kredit). Ada 2 resiko : 1)resiko
kredit (passive), 2)resiko likuiditas (aktiva).
Konsep residual income = menghitung laba dikurang
beban. Shareholder Value Added (SVA) = pendapatan operasi dikurangi
beban untuk modal (resiko modal). Resiko pasar, terjadi karena harga bergerak
ke arah yang tidak menguntungkan (VAR). Resiko kredit individu lebih mudah
diprediksi daripada kredit komersial.
Manajemen resiko kredit :
a. mentransfer resiko kredit dengan menjual kredit
b. dengan SVA.
Termasuk
resiko operasional = bergantung pada otomatisasi transaksi (mesin ATM)
cenderung meningkatkan resiko (COSO). Pertanian di Kanada bisa mengasuransikan resiko
cuaca. Latar belakangnya :
1)iklim Kanada yang dingin/es
2)eksposur cuaca tidak mungkin dikelola internal (per
perusahaan) sebab cuaca adalah eksternal
3)Willis : menggabung eksposur cuaca dengan resiko
lain (kecelakaan) menjadi eksposur gabungan.
Lebih banyak
eksposur, resiko menjadi lebih ringan.
No comments:
Post a Comment