Ternyata masih banyak pemain sepakbola handal di luar negeri sana yang berdarah Indonesia.
So, who will probably be the next Irfan Bachdim???
Cekidot
=============================================
masry on 12/12/2010 15:34:16
masih banyak pemain kita di luar,,
coba pssi mengecek dulu kebenaran,, smoga benar
berikut daftarnya :
Bobby Petta = adelaide united (australia)
resodihardjo = adoo den hag
Charles Dissels = sparta rotterdam
Delano Hill = willem II tilburg
Demy de Zeeuw = az alkmaar
Denny Landzaat = wigan athletic fc (inggris)
Jason Oost = vvv venlo
Jeffrey Altheer = excelsior rotterdam
Jeffrey de Vischer = aberdeen fc (skotlandia)
Jeffrey Leiwakabessy = allemania aachen (jerman)
Jhon van Beukering = feyenord
Michael Mols = feyenoord rotterdam
Michael Timisela = vvv venlo
Quido Lanzaat = pfc cska sofia (bulgaria)
Sigourney Bandjar = excelsior rotterdam
Divisi I
Bryon Kiefer = bv veendam
David Ririhena = top oss
Dominggus Lim-Duan = fc eindhoven
Ferdinand Katipana = cambuur Leeuwarden
Joas Siahaija = mvv maastricht
Justin Tahapary = fc eindhoven
Levi Risamasu = agovv apeldoorn
Lucien Sahetapy = bv veendam
Milan Berck-Beelenkamp = hfc haarlem
Randy Thenu = fc den bosch
Regilio Jacobs = top oss
Robbert Maruanaya = GA eagles deventer
Sergio Kawarmala = helmond sport
sergio van dijk = fc emmen
Junior
Andy Tahitu = de graafschap
Christian Supusepa = ajax amsterdam
Tobias Waisapy = feyenoord rotterdam
Tom Hiariej = fc groningen
Stefano Lilipaly = fc utrecht
Django Ngutra = GA eagles deventer
Gino de Zeeuw = agovv apeldoorn
Yentl Heatubun = fortuna sittard
Jemayel Maruanaja = fortuna sittard
Njigel Latumaerissa = rkc waalwijk
Bryan Brard = vitesse arnhem
A (U-19)
Stefano Lilipaly = fc utrecht
Christian Supusepa = ajax amsterdam
Tim Hattu = vvv venlo
Jeffrey Hen = vvv venlo
Xander Houtkoop = sc Heerenveen
Edinho Pattinama = nac breda
Gaston Salasiwa = az alkmaar
Giovanni Kasanwirjo = ajax amsterdam
Raymond Soeroredjo = vitesse/agovv
Tobias Waisapy = feyenoord rotterdam
Jordao Pattinama = feyenoord rotterdam
Abel Tamata = psv eindhoven
Yael Heatubun = fortuna sittard
Django Ngutra = GA eagles deventer
Richie Pairun = cambuur Leeuwarden
Ruben Wuarbanaran = fc Den Bosch
Daniel Salakory = fc Den Bosch
Govanni Wilikin = top oss
B (U-17)
Anice Waisapy = vvv venlo
Cayfano Latupeirissa = nec nijmegen
Estefan Pattinasarany = az alkmaar
Joey Latumalea = fc groningen
Yoram Pesulima = vitesse/agovv
Marciano Leuwol = vitesse/agovv
Stevie Hattu = vvv venlo
Sonny Luhukay = vvv venlo
Masaro Latuheru = feyenoord rotterdam
Ferd Pasaribu = fortuna sittard
Jair Behoekoe Nam Radja = rkc waalwijk
Marinco Hiariej = bv veendam
Graham Bond = fc omniworld
C (U-15)
Brandon Leiwakabessy = nec nijmegen
Jordi Tatuarima = nec nijmegen
Levi Raja Boean = nec nijmegen
Rychto Lawalata = nec nijmegen
Benjamin Roemeon = vitesse/agovv
Delano Haulussy = GA eagles deventer
Ricarco Malaihollo = GA eagles deventer
Jordi Rakiman = cambuur leeuwarden
Kevin Pairun = cambuur leeuwarden
D – E
Silgio Thenu = feyenoord D1 (U-13)
Niaz de Coninck = feyenoord D1 BVO (U-13)
Tom Titarsolej = psv eindhoven D3 (U-11)
Jamarro Diks = vitesse/agovv D1 (U-13)
Kevin Diks (Bakarbessy) = vitesse/agovv D2 (U-12)
Jerah Hukom = Vitesse/agovv D2 (U-12)
Jamarro Diks = vitesse/agovv D1 (U-13)
Shayne Pattynama = ajax amsterdam E3 (U-10)
Nathan Haurissa = fc den bosch D2 (U-12)
Sereno Latuhihin = fc den bosch D3 (U-11)
berikut ini adalah yang menjadi pertimbangan anda di tahun 2006 lalu :
Kiper:
1. Donovan Partosoebroto. Pemain berusia 18 tahun ini kini membela
tim Ajax junior.
Belakang:
2. Lucien Sahetapy. Pemain dengan posisi bek tengah ini pada awalnya
bermain di klub Groningen pada tahun 1993. lalu pindah ke tim Divisi
1 Liga Belanda, BV Veendam.
3. Raphael Tuankotta. Pemain muda berusia 22 tahun ini kini
memperkuat BV Veendam Junior.
4. Estefan Pattinasarany. Pemain ini baru berusia 18 tahun dan kini
masih memperkuat AZ Alkmaar Junior.
5. Michael Timisela. Pemain ini merupakan pemaian muda berbakat yang
dimiliki tim Ajax Amsterdam. Di usianya yang memasuki 20 tahun,
pemain kelahiran Paramaribo, Suriname ini telah menembus masuk ke tim
utama Ajax.
6. Christian Supusepa. Pemain muda berusia 19 tahun ini, kini
memperkuat tim Ajax Junior.
7. Justin Tahapary. Pemain kelahiran 23 Mei 1985 ini sejak tahun 2004
telah memperkuat FC Eindhoven.
8. Marvin Wagimin. Pemain yang baru berusia 18 tahun ini masih
memperkuat tim VVV-Venlo di Divisi Satu Liga Belanda.
9. Peta Toisuta. Pemain berdarah Maluku ini kini memperkuat tim
Zwolle di liga Belanda.
10. Tobias Waisapy. Pemain berusia 18 tahun ini kini memperkuat tim
Feyenord Junior.
11. Jefrey Leiwakabessy. Bek kiri kelahiran Arnhem ini sejak tahun
1998 telah memperkuat NEC Nijmegen. Dan sempat mencicipi timnas
junior Belanda.
12. Raymon Soeroredjo. Pemain kelahiran Oss 18 tahun yang lalu ini
kini memperkuat tim Vitesse Junior.
13. Yoram Pesulima. Bek kiri kelahiran 9 Maret 1990 ini kini
memperkuat tim Vitesse Junior.
Tengah:
14. Raphael Supusepa. Gelandang kiri yang lahir di kota Wormerveer
ini kini memperkuat tim MVV Maastricht. Pemain jebolan Ajax ini
sebelum bermain di MVV sempat bermain di tim Excelsior dan Dordrecht.
15. Levi Risamasu. Pemain kelahiran Nieuwerkerk ini pernah memperkuat
NAC Breda selama 4 musim sebelum pindah ke tim AGOVV divisi satu Liga
Belanda.
16. Marciano Kastoredjo. Gelandang yang juga bisa berperan sebagai
bek kiri ini sebelum bergabung bersama tim De Graafschap pernah
bergabung bersama tim Utrecht Junior.
17. David Ririhena. Bek ataupun gelandang kiri mampu dijalani oleh
pemain yang kini memperkuat TOP Oss di divisi satu Liga Belanda.
18. Joas Siahaija. Gelandang tengah kelahiran Maastricht 22 tahun
yang lalu ini kini memperkuat kota kelahirannya, MVV.
Depan:
21. Ignacio Tuhuteru. Pemain senior berusia 33 tahun ini kini
memperkuat Go Ahead Eagles. Sebelumnya pemain jebolan Ajax Junior ini
sempat malang melintang di beberapa klub seperti RBC Roosendaal,
Dalian Shide China, Sembawang Singapura, Zwolle, Heerenveen, dan FC
Groningen.
22. Ferdinand Katipana. Pemain kelahiran Amersfoort 26 tahun silam
ini sebelum bergabung bersama Haarlem, sempat bergabung di tim
Utrecht Junior dan Cambur Leeuwarden.
D-News | Suara itu seperti mantra pembakar semangat tatkala Tim Nasional Indonesia berlaga di Piala AFF 2010. “In …do …ne …sia!,” teriak puluhan ribu penonton, setiap kali tim Merah Putih tampil. Di lapangan hijau, orang-orang dibuat takjub. Tiba-tiba, semua tergila-gila pada Timnas Indonesia.
Dada para pemuja kian busung sejak Indonesia melipat Malaysia 5-1. Lalu mencukur Laos 6-0, dan menundukkan Thailand 2-1. Di sekujur tanah air, pendukung Indonesia pun mengharu haru biru. Seakan inilah hiburan kecil dikirim Tuhan di tengah gelombang bencana.
Segala atribut Tim Merah Putih, baik itu kaos, syal maupun lainnya laris manis di pasaran. Kini, banyak suporter dengan bangganya mengenakan kaos timnas di jalanan. Tak peduli itu asli, maupun bajakan.
“Sejak 1979, saya meliput dan mengikuti perkembangan sepakbola tanah air, baru kali ini saya melihat euforia luar biasa. Sekarang sulit mencari kaos timnas di pasaran, baik asli dengan harga mahal, maupun yang bajakan,” kata Mahfudin Nigara, pengamat sepakbola.
Euforia semacam ini muncul kali terakhir pada Piala Asia 2007. Tercatat 90.000 penonton memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno saat itu. Pemicunya, tak lain kemenangan tuan rumah Indonesia atas Bahrain 2-1 di laga pembuka.
Sayangnya, Indonesia gagal melangkah ke babak 8 besar setelah dikalahkan Arab Saudi 1-2 dan Korea Selatan 0-1. Euforia pun meredup setelah itu.
Apalagi ditambah semakin terpuruknya prestasi sepakbola Indonesia di pentas internasional. Terakhir, tim sepakbola Indonesia gagal total di SEA Games 2009 setelah kalah dari Laos 0-2 dan Myanmar 1-3.
Tiga sihir euforia
Api euforia sepakbola Indonesia dipicu oleh beberapa hal. Pertama, pergantian pelatih ke tangan Alfred Riedl di awal tahun, atau setelah kegagalan di SEA Games. Mantan pelatih Laos ini pun ditugasi menangani tim junior Indonesia-23 yang dikalahkannya di SEA Games.
Pecinta sepakbola Indonesia penasaran ingin melihat racikan baru di timnas. Apa saja yang bisa dilakukan Riedl?
Di tangannya, banyak pemain muda mulai masuk ke timnas Merah Putih. Ya, Riedl memang mulai meniupkan angin regenerasi di tubuh timnas yang sebenarnya sudah lama dikehendaki PSSI.
Para pemain lama seperti Ponaryo Astaman, Ellie Aiboy dan Isnan Ali tak muncul lagi di tim Riedl. Mereka digantikan oleh darah-darah baru macam Muhammad Nasuha, Zulkifli Syukur, Ahmad Bustomi, Oktovianus Maniani dan Yongki Aribowo.
Faktor berikutnya yakni program naturalisasi kolaborasi PSSI dan pemerintah. Dari program ini muncullah nama Christian Gonzales yang langsung menjadi penyerang utama Indonesia.
Striker berjuluk El Loco ini mendapatkan paspor Indonesia setelah delapan tahun bermukim di Indonesia. Pria asal Uruguay ini juga mampu menunjukkan prestasi dengan menjadi pencetak gol terbanyak selama 7 kali di pentas Liga Indonesia.
Meski sudah berusia 34 tahun, ketajaman El Loco tak berkurang. Total, sudah 4 gol ia sumbangkan saat 4 kali membela Merah Putih. Ketajaman El Loco menyisihkan striker veteran yang lebih muda, Bambang Pamungkas (30 tahun).
El Loco kian kuat karena didukung tandemnya di lini depan, Irfan Bachdim. Euforia kepada penampilan El Loco di timnas makin tanak dengan kehadiran Bachdim. Jalan pemain 22 tahun keturunan Belanda yang baru pulang ke Indonesia ini sangat lapang ke timnas berkat paspor Indonesia yang telah dimilikinya.
Bachdim telah menyumbang 2 gol dalam 5 penampilannya. Ia pun menjadi pujaan baru bukan hanya karena menyuguhkan permainan apik di lapangan. Bachdim yang ‘good loooking’ juga membuat kesengsem para fans kaum hawa.
Sukses dengan program naturalisasi –meski Bachdim bukan pemain naturalisasi, pun terus digulirkan PSSI bekerjasama dengan Pemerintah. Sejumlah pemain keturunan Belanda kini dalam proses pindah warga negara.
Terakhir, pembangkit utama munculnya kembali euforia itu adalah prestasi. Naturalisasi, regenerasi atau apa pun yang dilakukan PSSI dan Pemerintah takkan menjadi ledakan semangat, jika Tim Nasional Indonesia tak main dengan indah.
“Terus terang, saya berjudi soal naturalisasi ini. Saya tak tahu lagi jika Indonesia kalah. Dan semoga itu tak terjadi,” kata Iman Arif, Deputi Bidang Teknis PSSI yang juga salah satu pelaksana program naturalisasi ini.
‘Ekspedisi’ ke Belanda
Program naturalisasi dimulai dengan ‘ekspedisi’ ke Belanda pada Februari 2009. Saat itu, PSSI membentuk tim terdiri dari Iman Arif, Reva Deddy Utama, Mahfudin Nigara dan Erwiyantoro.
Selama tiga pekan, mereka menjadi talent scouting untuk memantau para pemain potensial, terutama yang punya hubungan darah Indonesia. Mereka menyusuri beberapa kota di Belanda, dari Amsterdam, Utrecht sampai Den Haag.
Pemain yang dibidik berusia 26-35 tahun. Alasannya, pemain di usia itu masih potensial, mau menukar kwarganegaraan menjadi WNI karena pasti takkan dipakai tim nasional Belanda. Saat itu muncullah sekitar 36 nama.
Pada 2010, nama ini mengerucut jadi 10. Lalu tinggal menjadi 5 yakni Kim Jeffrey Kurniawan, Sergio van Dijk, Raphael Maitimo, Jhony van Beukering dan Tobias Waisapy. Sayangnya, dari lima nama itu belum ada yang bisa mendapatkan paspor Indonesia.
“Problemnya beragam. Mereka selalu menanyakan jaminan hidup masa depan, asuransi serta mendengar nasihat keluarga ketika harus melepas paspor Belanda dan menukarnya dengan paspor Indonesia,” tutur Iman Arif, salah satu talent scouting yang kini duduk sebagai Deputi Bidang Teknis PSSI.
Talent scouting sempat mengusulkan kepada Departemen Hukum dan HAM agar memberikan hak istimewa (lex specialis) di bidang olahraga, bukan hanya sepakbola. Jadi, atlet-atlet naturalisasi ini dianggap spesial sehingga bisa memiliki kewarganegaraan ganda yang selama ini tak dikenal di Indonesia. “Sayangnya, saat itu pihak Departemen Hukum dan HAM tak menyetujui usulan lex specialis. Jadi, usaha kami agak menemui kesulitan,” ucap Nigara.
Meski begitu, proses naturalisasi itu jalan terus. Dan tampaknya pemain naturalisasi di timnas Indonesia akan bertambah dalam waktu dekat. Menurut Iman, Kim Jeffrey yang berdarah Jerman akan mendapatkan paspor Indonesia, paling lambat tahun depan. “Untuk soal naturalisasi ini, Pemerintah sangat mendukung. Saya pernah ditelepon staf khusus Presiden SBY agar mempercepat prosesnya,” lanjut Iman.
Target akhir kelak, minimal tim nasional Indonesia memiliki 5 pemain naturalisasi. Lalu, mereka akan dititipkan di beberapa klub Eropa, atau dipertahankan di klubnya jika memang sudah bermain di benua biru itu.
Ini dilakukan demi menjaga mutu, serta memantik kembali euforia sepakbola di Indonesia. “Masyarakat akan heboh ketika saat diperkenalkan salah satu pemain Indonesia berasal dari Ajax Amsterdam, misalnya. Ini juga akan menjadi berita besar,” terus Iman.
Pemain potensial yang berlevel timnas seperti Irfan Bachdim dan Oktovianus Maniani pun akan dipromosikan ke klub-klub Eropa. Mereka takkan dilepas jika hanya ditawar oleh klub-klub negara Asia. Apalagi ASEAN.|viva/mt|
No comments:
Post a Comment