Bertanam selada dengan teknologi EMP akan menghasilkan tanaman yang baik dan sehat. Selain itu, dengan teknologi EMP mampu menekan biaya dan meningkatkan hasil panen hingga 20%, tapi melalui teknik atau prosedur penanaman serta pemeliharaan yang benar.
Berikut ini kami berikan teknik penanaman selada dengan teknologi EMP.
A. Syarat Tumbuh
- Tipe tanah : lempung sampai lempung berpasir, gembur, dan mengandung bahan organik.
- pH tanah optimal : 6.0—6.8.
- Ketinggian tempat : 500—1.800 m dpl.
- Persyaratan lain : lokasi terbuka dan memperoleh sinar matahari langsung serta drainase air lancar.
B. Penyiapan Bibit.
a. Persemaian Tahap Pertama
- Kebutuhan benih per hektare sekitar 250—300 g.
- Siapkan media semai berupa tanah steril sebanyak dua bagian dan pupuk kandang matang satu bagian.
- Siapkan tray penyemaian, berupa nampan plastik atau dibuat sendiri dari papan kayu berukuran 30 x 40 x 5 cm. Di bagian dasar tray, buat lubang-lubang untuk pengaturan air penyiraman.
- Campur tanah dan pupuk kandang, kemudian ayak menggunakan ayakan pasir.
- Isikan media semai ke dalam tray-tray penyemaian.
- Letakkan tray-tray penyemaian di tempat yang terbuka dan memperoleh sinar matahari langsung.
- Siram media persemaian dengan larutan Agrobost. Dosisnya, 1 ml/liter air. Upayakan agar media semai lembap hingga ke dasar tray.
- Buat alur-alur penanaman. Jarak antar-alur 3—4 cm dengan kedalaman 1 cm.
- Tebar benih di alur-alur yang sudah dibuat dengan kerapatan 7—10 benih per 1 cm panjang alur. Selanjutnya, timbun dengan media setebal 0.5 cm.
- Tutup permukaan media dalam tray dengan karung atau plastik hitam selama 2—3 hari (sampai tampak benih mulai berkecambah).
- Umur persemaian tahap pertama sekitar 14 hari, kemudian dilanjutkan ke persemaian tahap kedua.
b. Persemaian Tahap Kedua
- Siapkan bedengan persemaian dengan lebar 100 cm dan tinggi 15 cm. Lokasi persemaian harus terbuka, mudah diawasi, dan jauh dari gangguan binatang peliharaan, seperti ayam, anjing, dan kucing.
- Tabur pupuk kandang matang di permukaan bedengan dengan dosis 2—3 kg per 1 m². Aduk-aduk pupuk ke dalam tanah sambil lebih menggemburkan permukaan bedengan.
- Ratakan permukaan bedengan menggunakan cangkul atau bilah bambu.
- Siram bedengan dengan larutan Agrobost hingga tanah lembap. Dosisnya 1 ml Agrobost per 1 liter air.
- Siram bibit dalam tray penyemaian dengan air bersih hingga medianya lembap. Tujuannya, untuk memudahkan pencabutan bibit beserta perakarannya.
- Pindah tanamkan bibit kecil dari tray penyemaian ke bedengan penyemaian dengan jarak tanam 5 x 5 cm. Setiap lubang diisi satu bibit.
- Siram bibit dengan air bersih untuk mempercepat adaptasi tanaman kecil di lingkungannya yang baru.
c. Perawatan Persemaian
- Siram bibit setiap hari, baik masih di persemaian tahap pertama maupun di persemaian tahap kedua.
- Jika ditemukan gejala penyakit dumping off (adanya bercak basah cokelat kehitaman di pangkal batang yang mengakibatkan tanaman rebah dan mati), segera semprotkan fungisida Benlate dengan dosis 0.5 g/liter air atau Orthocide dengan dosis 2 g/liter air.
C. Penyiapan Lahan
- Bersihkan lahan dari gulma dan sisa tanaman periode sebelumnya.
- Jika pH tanah kurang dari 5.0, lakukan pengapuran minimum 1 ton per hektare. Sebagai patokan, untuk menaikkan 1 point pH tanah diperlukan 2 ton kapur pertanian (dolomit atau kalsit).
- Cangkul atau bajak lahan untuk membalik dan memecah agregat tanah.
- Buat bedengan sederhana terlebih dahulu dengan lebar 100—110 cm dan tinggi 17—20 cm. Sementara itu, lebar selokan 40—50 cm.
- Aplikasikan teknologi EMP I dengan dosis 2 liter Agrobost per 400 liter air per hektare. Semprotkan ke sisi kiri dan kanan bedengan (bakal barisan tanaman). Sebaiknya, saat aplikasi, tanah dalam kondisi lembap.
- Minimum tiga hari setelah aplikasi teknologi EMP, lakukan pemupukan dasar dengan dosis standar per hektare sebagai berikut.
- Tebar pupuk kandang di sisi kiri dan kanan bedengan. Selanjutnya, aduk-aduk ke dalam tanah sambil menggemburkan bedengan.
- Campur ketiga jenis pupuk kimia (Urea, SP--36, dan KCl), lalu tebar di sisi kiri dan kanan bedengan seperti halnya pupuk kandang. Aduk-aduk juga ke dalam tanah.
- Sempurnakan bedengan dengan mencangkul selokan dan menimbun tanahnya ke atas permukaan bedengan (setebal 3—5 cm) hingga tinggi bedengan menjadi 20—25 cm.
D. Penanaman
- Siram bedengan persemaian tahap kedua dengan air bersih hingga basah. Tujuannya, untuk memudahkan pencabutan bibit beserta perakarannya.
- Cungkil perakaran bibit beserta tanahnya menggunakan bilah bambu lebar yang diserut tajam.
- Letakkan bibit ke dalam tray plastik atau wadah lain yang mudah dibawa.
- Pastikan sebelum penanaman, kondisi tanah dalam keadaan lembap.
- Tanam bibit dengan jarak 25 x 25 cm. Isi setiap lubang tanam dengan satu bibit. Dalam satu bedengan terdapat empat baris tanaman.
- Populasi per hektare sekitar 95.000—100.000 tanaman.
- Lakukan penyiraman atau pengairan untuk mempercepat tanaman beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.
E. Pemupukan Susulan
- Pada umur 10—12 hari setelah tanam (HST), aplikasikan teknologi EMP II dengan dosis 2 liter Agrobost per 400 liter air per hektare. Semprotkan larutan EMP ini ke permukaan tanah di sekitar tanaman.
- Pada umur 15—17 HST, lakukan pemupukan kimia susulan. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan di antaranya Urea 200 kg/ha dan KCl 100 kg/ha. Campur kedua jenis pupuk, lalu aplikasikan dengan cara ditabur di alur yang dibuat di sekeliling tanaman. Jarak alur 10—12 cm dari pokok tanaman.
- Perhatian, aplikasi teknologi EMP tidak boleh dilaksanakan bersamaan atau dicampur dengan pupuk kimia atau pestisida. Beri jeda waktu minimum tiga hari. Saat aplikasi, baik EMP maupun pupuk kimia, sebaiknya tanah dalam kondisi lembap.
Untuk lebih rinci dan lengkapnya, Anda bisa membacanya di buku “Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran” karya Ir. Wahyudi. Di dalam buku ini dijelaskan perihal penanaman aneka sayuran popular dengan teknologi EMP. Penerapannya lebih efisien, sehat, dan hemat biaya.
Sumber : Agromedia
No comments:
Post a Comment