Sunday, January 9, 2011

Beberapa Aspek Budidaya dalam Sistem Pertanian Organik

Beberapa Aspek Budidaya dalam Sistem
Pertanian Organik*)

PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi dalam bidang pertanian sebagai dampak dari revolusi
industri, revolusi kimia dan revolusi hijau, mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi
secara global, namun juga membawa dampak negatif. Penggunaan sarana produksi
pertanian yang tak terbarukan (not renewable) seperti pupuk buatan dan pestisida secara
terus menerus pada sistem pertanian konvensional dan dengan takaran yang berlebihan,
menyebabkan antara lain:
- Pencemaran air tanah dan air permukaan oleh bahan kimia pertanian
- Membahayakan kesehatan manusia dan hewan
- Menurunkan keanekaragaman hayati
- Meningkatkan resistensi organisme pengganggu
- Menurunkan produktivitas lahan karena erosi dan pemadatan tanah.
Kesadaran tentang terjadinya berbagai dampak negatif tersebut meninbulkan
reaksi di berbagai tempat dan kelompok masyarakat, antara lain dengan
dikembangkannya berbagai sistem pertanian yang berorientasi “kembali ke alam”.
Salah satu sistem tersebut adalah yang disebut Pertanian Organik (Organic Farming)
yang banyak didengungkan belakangan ini.
_____________________________________________________________________

Makalah disampaikan pada Seminar Forum Komunikasi dan Kerjasama Himpunan
Mahasiswa Agronomi Indonesia Koordinasi Tingkat Wilayah IV, Jawa Barat,
Jatinangor 11 Agustus 2001
**) Staf Pengajar Jurusan Buddiaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Padjadjaran
2
Dalam KTT Bumi di Rio de Janreoi (1992), Indonesia telah ikut
menandatangani Agenda 21 yang antara lain menyebutkan bahwa setiap negara harus
meninjau kembali kebijakan pembangunan pertaniannya dan menyesuaikannya dengan
prinsip Pertanian Berkelanjutan (Sustainable Agriculture) , serta mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk memasyarakatkan konsep pertanian
berkelanjutan tersebut.
Sebelum istilah Pertanian Berkelanjutan tersebut dibakukan, di berbagai tempat
telah dilakukan berbagai sistem pertanian yang dilandasi berbagai konsep antara lain:
- Organic Farming (Pertanian Organik)
- Ecological Farming (Pertanian Ekologi)
- Biological Farming (Pertanian Biologis)
- Alternative Farming (Pertanian Alternatif)
- Nature Farming
- Integrated Farming
- Regenerative Farming
- Low-External Input Farming
- Balance-Input Farming
- Precision Farming
- “Wise-use” of Input Farming dan lain-lain.
PERTANIAN ORGANIK
Pengertian:
Organik = Bahan yang berasal dari organisme
Organ = Bagian dari organisme (sesuatu yang hidup) dan yang
mempunyai fungsi tertentu
Organik (kimia) = Unsur C, H, O, N, S, P.
Sistem pertanian organik mempunyai konsep antara lain:
- suatu budidaya pertanian yang tidak menggunakan “bahan kimia (buatan)”
- mewujudkan sikap dan perilaku hidup yang menghargai alam
- berkeyakinan bahwa kehidupan adalah anugerah Tuhan, harus dilestarikan.
3
Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang bertujuan untuk tetap menjaga
keselarasan (harmoni) dengan sistem alami dengan memanfaatkan dan mengembangkan
semaksimal mungkin proses-proses alami dalam pengelolaan usaha tani.
Tujuan yang hendak dicapai dengan penggunaan sistem pertanian organik
menurut IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movements) dikutip
oleh Kasumbogo Untung (1996) adalah :
1. Menghasilkan makanan dengan kualitas nutrisi yang tinggi serta jumlah yang
mencukupi
2. Berinteraksi secara konstruktif dan mendukung kehidupan dengan semua sistem dan
daur alami.
3. Mendorong dan meningkatkan daur biologi di dalam sistem usaha tani dengan
mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna tanah, tanaman dan binatang.
4. Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan.
5. Menggunakan sebanyak mungkin sumber-sumber yang terbarukan dari sistem
organisasi pertanian lokal.
6. Sejauh mungkin bekerja di dalam sistem tertutup berkaitan dengan bahan-bahan
organik dan unsur-unsur hara.
7. Sejauh mungkin bekerja dengan menggunakan materi dan bahan-bahan yang dapat
didaur ulang atau digunakan kembali, baik dari dalam maupun luar usahatani.
8. Membuat keadaan yang memungkinkan hewan-hewan ternak untuk melakukan
aspek-aspek dasar perilaku mereka yang hakiki.
9. Meminimalkan terjadinya semua bentuk pencemaran lingkungan yang mungkin
dihasilkan oleh kegiatan pertanian.
10. Mempertahankan keanekaragaman genetik sistem pertanian dan daerah sekitarnya,
termasuk melindungi tanaman dan habitat margasatwa.
11. Memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen pertanian (terutama
petani) dengan kehidupan yang lebih baik sesuai dengan butir-butir tentang Hak
Asasi Manusia menurut PBB dalam memenuhi kebutuhan dasar mer eka,
memperoleh penghasilan dan kepuasan kerja, termasuk lingkungan kerja yang aman
dan sehat.
12. Mempertimbangkan semua dampak sosial dan lingkungan yang lebih luas dari
sistem pertanian.
4
Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa aspek dalam budidaya sistem pertanian
organik yang perlu diperhatikan adalah:
1. Ekosistem Pertanian
Ekosisitem pertanian adalah jaringan / hubungan / komplek pada lingkungan
pertanian, yaitu antara tumbuhan, hewan , manusia dan bentuk kehidupan lain.
Hubungan tersebut antara lain dapat berupa rantai makanan sebagai berikut :
Manusia Tumbuhan
Hewan
&
Bentuk Kehidupan Lain
2. Pemeliharaan Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah merupakan kunci utama keberhasilan pertanian organik.
Untuk memelihara kesuburan tanah, beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Siklus N
- Siklus C
- Memelihara biota dalam tanah : cacing, mikroorganisme
- Meminimalkan “beban tanah” yang dapat menyebabkan erosi (air, angin, hasil
perbuatan manusia).
- Melakukan pengomposan
- Melakukan pemulsaan
3. Keanekaragaman Hayati (Biodiversity)
Keanekaragaman hayati adalah gabungan antara sejumlah jenis dan sejumlah
individu mahluk hidup dalam suatu komunitas. Keanekaragaman hayati berkaitan
dengan semua species tanaman, binatang dan mikroorganisme yang berinteraksi
dengan ekosistem setempat.
3.1 Keanekaragaman Tanaman:
Tingkat keanekaragaman tanaman dalam ekosistem pertanian tergantung pada :
- Keanekaragaman vegetasi di dalam dan di sekitar ekosistem pertanian

5
- Macam / jenis tanaman yang dikelola
- Intensitas pengelolaan
- Luasan pemisahan ekosistem pertanian yang dikelola.
3.2 Keseimbangan Serangga Hama dan Musuh Alami:
Serangga hama dan musuh alami merupakan bagian keanekaragaman hayati.
Spesies serangga menguntungkan mengendalikan serangga hama sebagai :
- Predator
- Parasit dan parasitoid
Gangguan pada Keseimbangan Hayati dapat disebabkan oleh :
- Penggunaan Pestisida/herbisida
- Pencemaran atmosfer, pencemaran tanah dan air
4. Teknik Budidaya Tanaman
Pada pertanian organik, teknik budidaya tanaman yang harus dilakukan antara lain:
- Pada persiapan benih : Benih berasal dari pertumbuhan tanaman yang alami
- Pada Kegiatan Pengolahan Tanah :
* memperkecil kerusakan tanah oleh traktor
* melakukan pengolahan tanah minimum
* memacu perkembangbiakan organisme tanah
* menjaga aerasi tanah tetap baik
- Pada Kegiatan Penanaman :
* melakukan penanaman multikultur
* melakukan rotasi tanaman secara bertahap
* memperhatikan kombinasi tanaman dalam satu luasan lahan tertentu
* menanam tanaman sisipan dan tanaman pendamping.
* menanam tanaman pagar, penolak hama, penarik hama, tanaman pupuk
hijau, pestisida hayati
- Pada Kegiatan Pengairan :
* menggunakan air bebas bahan kimia sintetik
- Pada Kegiatan Pemupukan :
*menggunakan pupuk organik
- Pada Pengendalian Hama Penyakit dan Gulma:
* harus berdasarkan keseimbangan alami
* penggunaan pestisida hayati
6
- Pada Kegiatan Pasca Panen:
* hasil panen tidak diperlakukan dengan bahan kimia
Daftar Pustaka
Kasumbogo Untung. 1997. Pertanian Organik Sebagai Alternatif Teknologi dalam
Pembangunan Pertanian. Diskusi Panel Tentang Pertanian Organik. DPD
HKTI Jawa Barat, Lembang 1996
Kumar H.D. 1981. Modern Concepts of Ecology. 2nd Revised Edition. Vikas
Publishing House PVT LTD. Navin Shahdara, Delhi.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Pertanian. 1999. Apa itu pertanian Organik.
Indah Offset Malang
Sri Sumarni dan Agatho Elsener.1997. Pengendalian Hama dan Penyakit di BSB.
National Conference on Biopesticides with Emphasis on Neem. Surabaya 11-
13 Agustus 1997.
Velasco, Luis Ray I and O.B. Zamora. 2000. Environment-Friendly Technologies for
the Promotion of Sustainable Agriculture. International Congress and
Symposium on Southeast Asian Agricultural Sciences. Bogor
7
Lampiran
Multiple Cropping (Tumpang Gilir)
Tujuan :
1. Frekuensi panen dan produksi usaha tani dapat ditingkatkan
2. Mengurangi risiko kegagalan
3. Memperbaiki kesuburan tanah dengan adanya stabilitas biologi
4. Mengurangi erosi
5. Mengurangi risiko kerusakan oleh hama dan penyakit
6. Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat
7. Mengurangi pengangguran musiman
Bentuk-bentuk Tumpang gilir :
a. Tanaman campuran (mixed cropping)
b. Tumpang sari (intercropping / interplanting)
c. Tanaman pendamping (companion planting)
d. Tanaman sela (relay planting)
e. Rotasi tanaman
8
Kombinasi Tanaman
= gabungan dua atau lebih tanaman dalam satu lahan.
Kombinasi atas dasar:
a. Umur tanaman (tanaman berumur panjang dan berumur
pendek)
b. Bentuk tubuh tanaman (tanaman yang tumbuh tinggi dan
yang rendah)
c. Toleransi tanaman terhadap cahaya dan naungan
d. Kebutuhan nutrisi (soil builder, heavy feeder, light feeder)
e. Bentuk perakaran (perakaran dangkal, perakaran dalam)
f. Companion planting (saling melengkapi)
Rotasi Tanaman
- Memutuskan kesinambungan tersedianya makanan bagi
hama dan penyakit
- Mengurangi terjadinya akumulasi dan pengurasan hara
tertentu dalam tanah
Pertimbangan tanaman yang akan dirotasikan :
- Jenis tanaman menurut kebutuhan nutrisi
- Jenis tanaman berdasarkan bagian tanaman yang dimakan
(daun, buah, akar) dan tanaman kacang-kacangan
9
Contoh tanaman pada pengelompokan atas dasar kebutuhan nutrisi :
Heavy feeders light feeders soil builders
Brokoli /blumkol wortel buncis
Kubis bawang merah kacang tanah
Seledri besar daun bawang kacang merah
Jagung selada kacang polong
Mentimun kentang kacang kedelai
Terong ubi jalar
Waluh / labu bit
Lobak lada
Bayam cabai
Kangkung
Tomat
Terong
Semangka
Contoh kombinasi tanaman sayuran atas dasar bentuk perakaran,
sehingga dapat ditanam dengan jarak tanam yang lebih efisien:
Buncis - wortel Jagung - selada
Buncis - seledri Bawang merah - lobak
Buncis - bawang merah Bawang merah - terong
Buncis - lobak Bawang merah - wortel - selada
Jagung - kentang Selada - lobak
Jagung - kacang merah wortel - daun bawang
Skema Pergiliran Tanaman Berdasarkan Bagian Tanaman yang Akan
dimakan:
Musim Tanam
Bedengan I II III IV
1 Leaf Fruit Root Legume
2 Fruit Leaf Legume Root
3 Root Legume Leaf Fruit
4 Legume Root Fruit Leaf
10
Sumber : BSB Cisarua Bogor dalam PPPG Pertanian (1999)
Contoh tanaman sayuran pada penggolongan berdasarkan kebutuhan
relatif unsur hara:
Hara N (Nitrogen)
Tinggi Sedang Rendah
( > 0,5 kg / m2) (0,15 - 0,5 kg / m2) ( < 0,15 kg / m2) Jagung bawang buncis Tomat kubis cabai Seledri besar selada wortel Okra waluh kol bunga Hara P (Fosfor) Tinggi Sedang Rendah ( > 0,11 kg / m2) (0,06 - 0,11 kg / m2) (< 0,05 kg / m2) Jagung bawang buncis Kentang kubis kapri Waluh wortel cabai Tomat ubi jalar Mentimun kol bunga Hara K (Kalium) Tinggi Sedang Rendah ( > 0,3 kg / m2) (0,15 – 0,3 kg /m2) (0,075 – 0,15 kg / m2)
Kentang bawang jagung
Kubis buncis cabai
Wortel kapri
Ubi jalar tomat
Seledri mentimun
Kailan beet
11
Contoh tanaman sayuran pada penggolongan berdasarkan kedalaman
sifat akar :
Dangkal Sedang Dalam
(45cm –90 cm) (90 cm – 120 cm) ( > 120 cm)
bawang merah lobak asparagus
Bawang daun buncis waluh / labu
Brokoli cabai tomat
Jagung mentimun ubi jalar
kentang wortel
Contoh tanaman pada penggolongan atas dasar bagian yang dimakan:
daun: buah: akar/umbi: legum:
Kubis tomat lobak buncis
Bayam cabai wortel kacang merah
Kangkung terong kentang kapri
Selada mentimun ubi jalar kacang panjang
Pecai jagung bawang merah kedelai
Sawi waluh beet kecipir
Andewi labu
12
DAMPAK +
EKONOMI MENINGKAT
PRODUKSI MENINGKAT
KUALITAS HIDUP BAIK
DAMPAK –
PENCEMARAN LINGKUNGAN
KESEHATAN MANUSIA
KEANEKARAGAMAN HAYATI
RESISTENSI HAMA & PENY.
PRODUKTIVITAS LAHAN
SUSTAINABLE
AGRICULTURE
PERTANIAN KONVENSIONAL
REVOLUSI INDUSTRI REVOLUSI KIMIA REVOLUSI HIJAU
- ORGANIC FARMING
- ECOLOGICAL FARMiNG
- BIOLOGICAL FARMING
- ALTERNATIVE FARMING
- NATURE FARMING
- INTEGRATED FARMING
- REGENERATIVE FARMING
- LOW - EXTERNAL INPUT FARMING
- BALANCE INPUT FARMING
- PRECISION FARMING
- “WISE - USE” INPUT FARMING
13
PENGERTIAN :
- Organ = Bagian dari organisme yang
mempunyai fungsi tertentu
- Organik = Bahan yang berasal dari organisme
- Kimia Organik = Unsur-unsur C, H, O, N, S, P
KONSEP PERTANIAN ORGANIK :
- Budidaya Tanaman tanpa “bahan kimia buatan”
- Mewujudkan sikap dan perilaku yang menghargai
alam
- Pelestarian kehidupan
ASPEK BUDIDAYA SISTEM PERTANIAN ORGANIK :
- Ekosistem Pertanian
- Kesuburan Tanah
- Keanekaragaman Hayati :
- Keanekaragaman Tanaman
- Keseimbangan Serangga Hama dan Musuh Alami
- Gangguan pada Keseimbangan Hayati
PERTANIAN ORGANIK ?
14
- Teknik Budidaya Tanaman

No comments:

Post a Comment

10 Cara Dapatkan Penghasilan Pasif dari Aset Kripto

  Semua pecinta aset kripto nampaknya paham bahwa cara paling umum dalam mendulang cuan di aset kripto adalah dengan   trading . Hanya saja,...